KELAPA SAWIT: Karakteristik dan Pemanfaatannya
Karakteristik Kelapa Sawit
Kelapa
sawit (Gambar 1) memiliki akar serabut yang berfungsi sebagai penyerap
unsur hara dan respirasi tanaman serta sebagai penyangga berdirinya
tanaman. Kelapa sawit dewasa 8000-10000 akar primer 15-20 meter dari
dasar batang dengan diameter 4-10 mm. Sebagian besar tumbuh medatar
sekitar 20-60 cm di bawah permukaan tanah. Batang kelapa sawit tidak
memiliki kambium tajuk dan tidak bercabang. Batang kelapa sawit
berfungsi sebagai penyangga tajuk dan sebagai jalan pengangkutan air dan
hara (zat makan). Pertumbuhan kelapa sawit tidak terbatas, tapi menurut
pertimbangan ekonomisnya hanya sampai umur 25 tahun dengan ketinggian
10-11 m (Lubis et al. 1989). Taksonomi dari kelapa sawit secara jelas dapat dilihat pada Tabel 1.
Gambar 1 Kelapa sawit |
Taksonomi
|
Keterangan
|
Divisi
|
Tracheophyta
|
Sub-divisi
|
Pteropsida
|
Kelas
|
Angiospermae
|
Sub-kelas
|
Monocotyledonae
|
Ordo
|
Arecales
|
Famili
|
Arecaceae
|
Sub-famili
|
Cocoidae
|
Genus
|
Elaeis
|
Spesies
|
Elaesis guineensis Jacq.
|
Menurut MAKSI (2007), daerah pengembangan kelapa sawit yang sesuai berada pada 150 LU – 150
LS. Faktor-faktor yang terpenting dalam pertumbuhan kelapa sawit antara
lain curah hujan, suhu, udara, kelembaban udara, dan radiasi cahaya
matahari. Kelapa sawit tumbuh baik pada ketinggian 0-400 m dpl, iklim
dengan curah hujan 2000-2500 mm/tahun, jumlah bulan kering dalam 1 tahun
yaitu 1-2 bulan, suhu udara rata-rata 22-230C,
kelembaban udara 50-90% dengan kelembaban udara optimal 80%. Kelapa
sawit tumbuh baik pada sebagian besar jenis tanah di wilayah tropika
seperti organosol, regosol, andosol, aluvial, latosol, podsolik merah
kuning, dan podsolik cokelat. Tanah yang baik untuk pertumbuhan kelapa
sawit yaitu tanah yang memiliki pH netral, lapisan tanah dalam (tebal
solum 80 cm), tekstur ringan, perkembangan struktur baik, dan memiliki
kandungan unsur hara yang tinggi (Lubis et al. 1989).
Hasil Produk Pengolahan Kelapa Sawit
Pengolahan
kelapa sawit menghasilkan banyak produk yang dapat dimanfaatkan (Gambar
2). Buah kelapa sawit dalam pengolahannya menghasilkan dua jenis minyak
yaitu minyak yang berasal dari daging buah (mesocarp) berwarna merah dikenal sebagai minyak kelapa sawit kasar atau Crude Palm Oil (CPO) dan minyak yang berasal dari inti kelapa sawit atau Palm Kernel Oil
(PKO). Selain minyak, buah kelapa sawit juga menghasilkan padatan
berupa sabut, cangkang (tempurung), dan tandan buah kosong kelapa sawit.
Bahan padatan ini dapat dimanfaatkan untuk sumber energi, pupuk
(kompos), makanan ternak, dan bahan untuk industri.
Gambar 2 Kerangka logik hulu-hilir rantai agroindustri kelapa sawit (Saefulhakim 2008).
Minyak kelapa sawit tersusun atas asam lemak tak jenuh dan asam lemak jenuh. Minyak kelapa sawit juga mengandung beta karoten atau pro-vitamin A, antioksidan, dan pro-vitamin E (tokoferol dan tokotrienol) yang sangat diperlukan dalam proses metabolisme dan untuk kesehatan tubuh manusia.
Produk kelapa sawit dapat dikelompokkan menjadi jenis bahan makanan (oleofood), bahan non makanan (oleochemical),
serta bahan kosmetika dan farmasi. Minyak kelapa sawit dan inti kelapa
sawit yang digunakan sebagai bahan pangan diperoleh melalui proses
fraksinasi, rafinasi, dan hidrogenisasi. Umumnya CPO sebagian besar
difraksinasi sehingga menghasilkan fraksi olein (cair) dan fraksi sterain (padat). Fraksi olein digunakan untuk bahan pangan, sedangkan fraksi sterain untuk keperluan non pangan. Bahan pangan dengan bahan baku olein antara lain minyak goreng, mentega (margarine), lemak untuk masak (shortening) bahan pengisi (adatif), industri makanan ringan, dan sebagainya.
Minyak
kelapa sawit sebagai bahan bukan pangan dapat dipakai untuk bahan
industri berat maupun ringan. Pada industri berat antara lain untuk
industri penyamakan kulit agar menjadi lembut dan fleksibel, industri
tekstil sebagai minyak pelumas yang tahan terhadap tekanan dan suhu
tinggi, industri perak sebagai bahan flotasi pada pemisahan bijih
tembaga dan cobalt. Sedangkan pada industri ringan yaitu bahan baku sabun, deterjen, semir sepatu, lilin, tinta cetak, dan sebagainya.
Dalam
industri farmasi dan kosmetik, minyak kelapa sawit dipakai untuk
pembuatan shampo, krim, minyak rambut, sabun cair, lipstik, dan
sebagainya. Penggunaan tersebut disebabkan sifat minyak kelapa sawit
yang mudah diabsorbsi kulit.
Menurut Dirjen Bina Produksi Perkebunan (2004), produk turunan minyak kelapa sawit antara lain:
1. Produk turunan CPO selain minyak goreng dapat dihasilkan margarin, shortening, vanaspati (vegetable ghee), ice creams, bakery fats, mie instant, sabun dan deterjen, cocoa butter extender, chocolate dan coating, specialty fats, dry soap mixes, sugar confectionary, textiles oils, dan biodiesel.
2. Produk turunan PKO yaitu shortening, cocoa butter substitute, specialty fats, ice cream, coffee whitener/cream, sabun dan deterjen, sampo dan kosmetik.
3. Produk turunan oleochemicals kelapa sawit yaitu methyl ester, plastic textile processing, metal processing, lubricants, emulsifers, detergent, glicerene, cosmetic, explosives, pharmaceutical product, dan food protective coatings.
Pengembangan Produksi Kelapa Sawit dalam Perkebunan
Dengan
berbagai manfaat produk yang dihasilkan oleh produksi kelapa sawit,
maka banyak pengusaha dalam dan luar negeri mengembangkan perkebunan
kelapa sawit. Luas lahan perkebunan kelapa sawit yang terdapat di
Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Luas lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia
No
|
Nama Daerah
|
Luas Lahan (Ha)
|
1
|
Bangka-Belitung
|
133.284
|
2
|
Banten
|
14.893
|
3
|
Bengkulu
|
165.221
|
4
|
Irianjaya Barat
|
31.734
|
5
|
Jambi
|
448.899
|
6
|
Jawa Barat
|
9.831
|
7
|
Kalimantan Barat
|
492.112
|
8
|
Kalimantan Selatan
|
243.451
|
9
|
Kalimantan Tengah
|
571.874
|
10
|
Kalimantan Timur
|
237.765
|
11
|
Kepulauan Riau
|
6.933
|
12
|
Lampung
|
157.229
|
13
|
Nanggroe Aceh Darussalam
|
308.560
|
14
|
Papua
|
29.736
|
15
|
Riau
|
1.547.940
|
16
|
Sulawesi Barat
|
75.154
|
17
|
Sulawesi Selatan
|
24.490
|
18
|
Sulawesi Tengah
|
48.431
|
19
|
Sulawesi Tenggara
|
2.966
|
20
|
Sumatera Barat
|
315.618
|
21
|
Sumatera Selatan
|
630.440
|
22
|
Sumatera Utara
|
979.541
|
Total
|
6.476.102
|
Sumber: MAKSI (2007)
Kelapa Sawit sebagai Komoditi Strategis Nasional
Kelapa
sawit merupakan salah satu komoditi dari pertanian yang menghasilkan
banyak manfaat karena minyak yang dihasilkan menghasilkan produk turunan
yang potensial dikembangkan dalam bidang perindustrian. Kelapa sawit
merupakan komoditi strategis nasional karena pengembangannya
akan berpengaruh langsung terhadap perekenomian negara dan penyerapan
sumberdaya manusia Indonesia. Dengan banyaknya industri pengolahan
produksi turunan maka penyerapan akan tenaga kerja semakin meningkat
sehingga perekonomian masyarakat meningkat dan mengatasi masalah ekonomi
di Indonesia yang terus berkepanjangan. Manfaat lain dari pengembangan
kelapa sawit bagi kepentingan nasional antara lain manfaatnya yang dapat
mengatasi masalah semakin minimnya minyak bumi sebagai bahan baku
pembuatan bahan bakar kendaraan maupun mesin industri. Pengembangan
komoditi kelapa sawit, jika dikuatkan keterkaitan dengan sektor industri
yang ada di seluruh Indonesia, akan menguatkan perekonomian Indonesia
secara merata.
epsilon
0 komentar:
Om swastyastu