like

KAMI, segenap jajaran:
Kepolisian
TNI AU
...TNI AD
TNI AL
......Gubernur
Walikota
Bupati
Camat
Lurah
Ketua RW
Ketua RT
Hansip
Tukang portal
Tukang oncom
Tukang gorengan
Tukang bakso
Tukang pompa
Tukang jahit
Tukang palak
Tukang gali kubur
Dokter
Suster
Insinyur
Hakim
Jaksa
Pengacara
Manajer hotel
Manajer restoran
Manajer fast food
Manajer supermarket
Satpam hotel
Satpam mall
Satpam kantor
Satpam apartemen
Satpam indomaret
Satpam ding dong
Mpok Romlah
Mpok Encum
Mpok Jenab
Mpok Cuneh
Mpok Domdom
Bang Toang
Bang Toing (adenye bang toang)
Bang Ale
Bang Satimin
Bang Kotan
Bang Sat
Mas Sukro
Mas Sastro
Mas Alah
Mas Joko
Tak Uk Uk
Engkong Riman
Engkong Injih
Engkong Malih
Ceu Inah
Ceu Anih (bukan adenye ceu inah, ga tau siapanya)
Ceu Lia
Presiden
Wakil Presiden
Ketua MPR RI
Ketua DPR RI
Kapolri
Kapolda
Kapoltabes
Kapolres
Kapolsek
Kapsulsek (ini ga tau jabatan apa)
Gubernur
Wakil Gubernur
Wali Kota
Wakil Wali Kota
Bupati
Wakil Bupati
Camat
Wakil Camat
Lurah
Wakil Lurah
Pak Carik
Bu Carik
Pak Dukuh
Bu Dukuh
Ketua RT
Ketua RW
Sekretaris
Bendahara
Hansip
Satpol PP
Satpam
Ibu kost
Dukun Santet
Dukun Beranak
Penjaga warnet
Tukang Sapu
Bakul Mie ayam
Bakul Bakso
Bakul Sate Sate
Bakul cilok
Bakul gereh
Bakul pindang
Bakul es dawet
Bakul srabi
Bakul sego megono
Bakul rujak
Bakul siomay
Bakul Lobes
Bakul kentang
Bakul mlinjo
Bakul emping
Bakul alfamart
Bakul indomaret
Supir angkot
Supir truk
Supir bus
Supir montor mabur
Supir bajaj
Supir Bemo
Tukang becak
Tukang netek
Tukang gebyok
Tukang nebas jengkol
Suzanna
Nyi lanjar
Nyi pelet
Nyi blorong
Mak lampir
Mak erot
Mbak sawit
Maria ozawa
Miyabi
Waria
Bencong
Banci
Lesbi
Lesbong
Homo
Hombreng
Laki2 hdung belang
Brondong
Cah sekolah
Ipin
Upin
Cinta fitri
Tersanjung
Kemilau cinta kamila
Ketika cinta bertasbih
Wanita berkalung sorban
Ketika waria bertasbih
Ponari
Sumanto
Tante girang
Tante2 penundan
Tante2 tamanan
Tante2 wuni
Tante2 mbah surat
Tante2 njentol sari
Tukang parkir
Tukang ledeng
Tukang sedot WC
Wong ngarit
Wong angon wedhus
Pengemis
Pengamen
Orang Lewat
dan Seluruh Kampung
.........
...........
............
MENYUKAI STATUS ANDA !!!

0 komentar:

Om swastyastu

0 komentar:

Om swastyastu

0 komentar:

Om swastyastu

BETON

Defenisi BETON
Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.
Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan peletakan. Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi semen berhidrasi, mengelem komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti-batu. Beton digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan, jembatan penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam bata atau tembok blok. Nama lama untuk beton adalah batu cair.
Dalam perkembangannya banyak ditemukan beton baru hasil modifikasi, seperti beton ringan, beton semprot (eng: shotcrete), beton fiber, beton berkekuatan tinggi, beton berkekuatan sangat tinggi, beton mampat sendiri (eng: self compacted concrete) dll.
Beton Pratekan
Untuk beton pratekan diperlukan mutu beton yang tinggi (min K-300) karena mempunyai sifat penyusutan dan rangkak yang rendah, mempunyai modulus elastisitas dan modulus tekan yang tinggi serta dapat menerima tegangan yang lebih besar. Sifat-sifat ini sangat penting untuk menghindarkan kehilangan tegangan yang cukup besar akibat sifat-sifat beton tersebut? Pada beton bertulang biasa berlaku ketentuan dalam PBI 71 dimana modulus elastisitas (Ebo) beton dihubungkan dengan pembebanan yang cepat.? Pada beton pratekan, pembebanan oleh gaya prestress berlangsung lama maka dipakai modulus sekam (Eb)
Dimana menurut ACI : Eb= 1.800.000 + 500 T’bk (PSi Pound per Square Inchi).
Komposisi alkaline aktivator dan fly ash untuk beton geopolimer mutu tinggi [permalink]
Beton geopolymer atau beton dengan bahan dasar 100% fly ash ini
merupakan salah satu alternatif pengganti beton yang pada umumnya
menggunakan semen sebagai bahan dasar. Fly ash sendiri tidak dapat mengeras
seperti halnya semen, maka dibutuhkan alkaline aktivator untuk mengikat fly ash.
Beton geopolymer merupakan suatu material baru dan cukup potensial untuk
digunakan di dalam dunia konstruksi. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari
komposisi mix design beton geopolymer mutu tinggi.
Di dalam penelitian ini, parameter yang digunakan adalah perbandingan
sodium silikat dan sodium hidroksida, konsentrasi sodium hidroksida, penggunaan
superplasticiser, persiapan alkaline aktivator yang digunakan, faktor air-fly ash,
kekuatan beton berdasarkan umur, perbandingan fly ash dan pasir, dan
pengamatan terhadap pola keruntuhan yang terjadi. Hasilnya menunjukan bahwa
perbandingan sodium silikat : sodium hidroksida yang paling efektif adalah 2.5.
Konsentrasi sodium hidroksida yang menghasilkan kuat tekan beton tertinggi
dalam penelitian ini adalah 8 Molar. Kuat tekan beton geopolymer yang
dihasilkan paling optimum dalam penelitian ini adalah 75.77 MPa.

PENGGUNAAN PECAHAN BATU KAPUR SUMENEP SEBAGAI AGREGAT KASAR DITINJAU TERHADAP KUAT TEKAN BETON (Standart ASTM)
Batu kapur Sumenep dapat digunakan untuk campuran beton sebagai agregat kasar ditinjau terhadap kuat tekan dan untuk membuktikan bahwa batu kapur layak dijadikan sebagai agregat kasar yang nilainya mendekati / sama dengan batu pecah.
Uji pemeriksaan batu kapur di laboratorium dan pembahasan hasil diperoleh bahwa, kadar keausan yang terabrasi 24,28 % ( syarat yang diijinkan < 50 %.), komposisi campuran dengan 100% batu kapur mempunyai nilai kuat tekan rata-rata yang mendekati dari komposisi campuran yang menggunakan 100% batu pecah, dari uji porositas menunjukan semakin tinggi angka porositas pada beton, maka akan berpengaruh terhadap nilai kuat tekan beton, serta hasil nilai berat volume beton komposisi campuran 100 % batu kapur memiliki berat volume lebih rendah dibandingkan dengan komposisi campuran yang lain (75%, 50%, 25%, 0%).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa batu kapur Sumenep secara fisik memenuhi syarat dan layak untuk dijadikan sebagai agregat kasar dalam pembuatan beton sesuai dengan standart ASTM,
Sebaiknya perlu diadakan pembersihan terhadap Lumpur untuk memperoleh mutu beton yang diharapkan.dan perlu penelitian kandungan kimia batu kapur untuk pemakaian campuran yang lebih maksimal.

Metode SKSNI
Apabila diketahui data-data sebagai berikut:
 Kuat tekan yang disyaratkan : 20 MPa
 Pada umur : 28 Hari
 Margin (M) : 12 MPa
 Jenis semen : Tipe I
 Jenis kerikil : Alami
 Nilai slump : 100 mm
 Ukuran maksimum butiran kerikil : 40 mm
 Golongan pasir termasuk : Gol II
 Berat jenis campuran : 2.6
Hasil perhitungan yang dilakukan dengan cara manual (dihitung biasa) dan
menggunakan program adalah:
1) Manual
Untuk 1 m3 (berat betonnya: 2380 Kg) dibutuh-kan:
 Air : 175 Liter
 PC : 365 Kg
 Pasir : 644 Kg
 Kerikil : 1196 Kg
F-18
2) NCMD
Untuk 1 m3 (berat betonnya: 2381.25 Kg) dibu-tuhkan:
 Air : 175 Liter
 PC : 353.83 Kg
 Pasir : 656.07 Kg
 Kerikil : 1196.35 Kg


Metode ACI
Apabila diketahui data-data sebagai berikut:
 Kuat tekan yang disyaratkan : 35 MPa
 Pada umur : 28 Hari
 Nilai slump : 25 - 50 mm
 Semen : Tipe I
 Berat jenis semen : 3.15
 Ukuran maksimum butiran : 20 mm
 Berat jenis agregat kasar (SSD) : 2.7
 Kapasitas absorsi : 1%
 Kelengasan total : 2.5%
 Berat kering rojokan : 1600 kg/m3
 Berat jenis agregat halus (SSD) : 2.65
 Kapasitas absorsi : 1.3%
 Kelengasan total : 5.5%
 Modulus halus : 2.7
Hasil perhitungan yang dilakukan dengan cara manual (dihitung biasa) dan
menggunakan program adalah:
1) Manual
Untuk 1 m3 (berat betonnya: 2444.12792 Kg) di-butuhkan :
 Air : 117.9809 Liter
 PC : 430.7692 Kg
 Pasir : 862.1028 Kg
 Kerikil : 1033.27 Kg
2) NCMD
Untuk 1 m3 (berat betonnya: 2444.13 Kg/m3) di-butuhkan :
 Air : 117.983 Liter
 PC : 430.7693 Kg
 Pasir : 862.03 Kg
 Kerikil : 1033.35 Kg
Dari hasil validasi ternyata hasil perhitungan antara hitungan manual dengan program
terjadi perbedaan. Perbedaan ini disebabkan karena pada saat pembacaan grafik pada cara
manual mempunyai ketelitian yang terbatas, karena kemampuan mata melihat garis-garis pada
grafik bisa bermacam-macam antara satu orang dengan lain orang. Apabila dengan
menggunakan program, garis-garis yang ada dalam grafik sudah ditransfer dalam persamaan
sehingga akan bisa memberikan hasil angka yang lebih teliti. Perbedaan yang terjadi antara
cara manual dan program tidaklah begitu jauh, sehingga kemampuan program untuk
menghitung campuran dengan Metode SKSNI dan ACI bisa dipertanggungjawabkan.
F-19


Metode SKSNI Metode ACI Perbedaan
Data Manual Program Manual Program SKSNI
(%)
ACI
(%)
PC 365 353.83 430.7692 430.77 96.94 100.00
Pasir 644 656.07 862.1028 862.03 98.16 99.99
Kerikil 1196 1196.35 1033.27 1033.35 99.97 99.99
Air 175 175 117.9809 117.983 100.00 100.00

Perhitungan Rencana Campuran ACI
Perhitungan rencana campuran dilakukan untuk menentukan proposi semen, agregat,
dan air, untuk mendapatkan kekuatan beton rencana. Perencanaan proporsi campuran masingmasing
material dalam adukan beton menggunakan metode ACI (American Concrete
Institute), dimana proposi campuran adukan beton yang diperoleh akan dijadikan patokan
dalam menentukan proposi adukan yang digunakan dalam tulisan ini. Langkap perhitungan
secara garis besar adalah sebagai berikut:
a. Pilih nilai slump yang cocok untuk konstruksi beton yang dirancang.
b. Pilih angka nominal besar butir maksimum agregat yang dipakai.
c. Perkirakan jumlah pengaduk dan jumlah kadar udara untuk 1 m3 beton.
d. Pemilihan nilai FAS berhubungan dengan kuat tekan beton yang direncanakan.
e. Menghitung kadar semen yang dipakai, dengan diperkirakannya jumlah kadar air
pengaduk, dan nilai FAS dihitung kadar semen yang diperlukan.
f. Perkirakan jumlah agregat.
g. Perkirakan kadar berat beton segar tiap m3 adalah sebagai berikut:
Um=10Ga(100-A)+CM(1-Ga/Gc)-WM(Ga-1)
dimana:
Um : Berat agregat gabungan
Ga : Berat jenis rata-rata agregat gabungan halus dan kasar dalam keadaan SSD
(kering muka jenuh air/ BJ SSD)
Gc
: Berat jenis semen portland, rata-rata dipakai 3,15
F-11
A : Kandungan udara (%).
WM : Jumlah air pengaduk yang disyaratkan (kg/m3)
CM : Kadar semen portland yang disyaratkan (kg/m3)
h. Pengaturan campuran percobaan, cara kasar dengan perkiraan seperti dibawah ini dapat
dipakai untuk mengukur jumlah campuran percobaan awal.
 Perkiraan jumlah air pengaduk untuk mendapat nilai slump yang sama seperti pada
campuran percobaan awal, akan sama dengan jumlah air pengaduk yang dipakai,
dibagi dengan rendemen, pada campuran awal dalam m3. Bila nilai slump dari
campuran percobaan awal tidak betul, tambahkan atau kurangi jumlah air yang
diperkirakan sebanyak 2 kg/m3 beton untuk setiap kenaikan atau penurunan nilai
slump sebesar 10 mm.
 Untuk mengatur slump dari campuran percobaan akibat dari ketidakcocokan kadar
udara dari beton segar yang mengadung udara, kurangi atau tambahkan jumlah air
pengaduk sebanyak 3 kg/m3 beton untuk setiap kenaikan atau penurunan kadar sebesar
1%.


Perhitungan Rencana Campuran SKSNI
Mix desain metode menurut cara Inggris ("The British Mix Design Method") di
Indonesia ini dikenal dengan cara DOE yang dipakai sebagai standar perencanaan oleh
Departemen Pekerjaan Umum dan dimuat dalam Standar SNI.T-15-190-03 ("Tata Cara
Pembuatan Rencana campuran Beton Normal"). Adapun langkah-langkahnya secara garis
besarnya adalah sebagai berikut:
a. Penetapan kuat tekan beton yang disyaratkan (f'c) pada umur tertentu.
b. Penetapan nilai standar deviasi (Sd). Standar deviasi ditetapkan berdasarkan tingkat mutu
pengendalian pelaksanaan campuran beton-nya. Makin baik mutu pelaksanaan makin
kecil nilai standar deviasinya.
 Jika mempunyai data hasil pembuatan beton serupa pada masa lalu, maka jumlah data
hasil uji minimum 30 buah, jika jumlah data kurang dari 30 buah maka harus
dikalikan faktor pengali, seperti tercantum dalam Tabel 1.
Tabel 1. Faktor pengali standar deviasi
Jumlah Data 30 25 20 15 <15
Faktor pengali 1.0 1.03 1.08 1.16 Tidak boleh
Ket: Untuk nilai antara dipakai interpolasi
 Jika tidak mempunyai data hasil pengujian sebelumnya yang memenuhi syarat, maka
margin langsung diambil sebesar 12 MPa.
c. Perhitungan nilai tambah ('Margin/M')
d. Jika nilai tambah sudah ditetapkan sebesar 12 MPa, maka langsung ke langkah 5. Jika
nilai tambah dihitung berdasarkan nilai standar deviasi Sd, maka margin dihitung dengan
rumus:
M = k. Sd
dimana:
M : nilai tambah (MPa)
k : 1.64
Sd : standar deviasi (MPa)
e. Menetapkan kuat tekan rata-rata yang direncanakan, dihitung dengan rumus:
f'cr = f'c + M
dimana:
F-12
f'cr : kuat tekan rata-rata (MPa)
f'c : kuat tekan yang disyaratkan (MPa)
M : nilai tambah (MPa)
f. Penetapan jenis semen Portland.
g. Penetapan jenis agregat, memakai jenis pasir atau kerikil yang alami atau agregat jenis
batu pecah.
h. Menetapkan faktor air semen.
i. Penetapan faktor air semen maksimum, dari fas maksimum yang diperoleh dibandingkan
dengan fas langkah 8, dicari nilai yang terkecil.
j. Penetapan nilai slump, ditetapkan berdasar-kan pelaksanaan pembuatan, pengangkutan,
penuangan, pemadatan maupun jenis strukturnya.
k. Penetapan ukuran maksimum agregat kasar.
l. Menentukan jumlah air per meter kubik beton berdasarkan ukuran maksimum agregat,
jenis agregat dan nilai slump.
m. Hitung berat semen yang dibutuhkan. Berat semen per kubik dihitung dengan membagi
jumlah air (langkah 12) dengan faktor air semen (langkah 8)
n. Kebutuhan semen minimum.
o. Penyesuaian kebutuhan semen. Apabila kebutuhan semen pada langkah 13 lebih kecil dari
kebutuhan semen minimum (langkah 14), maka kebutuhan semen harus dipakai yang
minimum.
p. Penyesuain jumlah air dan faktor air semen.
q. Penentuan daerah gradasi agregat halus. Gradasi agregat halus dibagi menjadi 4 daerah :
daerah I, II, III dan IV.
r. Perbandingan agregat halus dan agregat kasar. Dicari berdasarkan besar butir maksimum,
nilai slump, faktor air semen dan daerah gradasi agregat halus, berdasarkan data tersebut
dapat dicari perbandingan agregat halus dan agregat kasar.
s. Berat jenis agregat campuran, dihitung dengan:
x Bj agr.ksrs
100
K
x Bj agr.hls
100
Bj camp = P 
dimana:
Bj camp : berat jenis agregat campuran
Bj agr.hls : berat jenis agregat halus
Bj
agr.ksr
: berat jenis agregat kasar
P : persentase agregat halus terhadap agregat campuran
K : persentase agregat kasar terhadap
agregat campuran
t. Penentuan berat jenis beton. Dengam data berat jenis agregat campuran (langkah 18) dan
kebutuhan air tiap meter kubik beton, maka dapat diperkirakan berat jenis betonnya.
u. Kebutuhan agregat campuran. Diperoleh dengan mengurangi berat beton per meter kubik
dengan kebutuhan air dan semen.
v. Hitung berat agregat halus, dengan cara mengalikan kebutuhan agregat campuran
(langkah 20)dengan prosentase berat agregat halusnya (langkah 17)
w. Hitung berat agregat kasar, dengan cara mengurangi kebutuhan agregat campuran
(langkah 20) dengan kebutuhan agregat halus (langkah 21).

Ferrosemen adalah suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan cara memberikan suatu tulangan yang berupa anyaman kawat baja sebagai pemberi kekuatan tarik dan daktilitas pada mortar semen.
Beton serat (Fibre Concrete) adalah bahan komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang berupa serat. Serat dalam beton ini berfungsi mencegah retak-retak sehingga menjadikan beton lebih daktail daripada beton biasa.
Beton non pasir (No-Fines Concrete) adalah bentuk sederhana dari jenis beton ringan yang diperoleh dengan cara menghilangkan bagian halus agregat pada pembuatan beton. Tidak adanya agregat halus dalam campuran menghasilkan suatu sistem berupa keseragaman rongga yang terdistribusi di dalam massa beton, serta berkurangnya berat jenis beton.
Beton siklop adalah beton normal / beton biasa, yang menggunakan ukuran agregat yang relatif besar. Ukuran agregat kasar mencapai 20 cm, namun proporsi agregat yang lebih besar ini sebaiknya tidak lebih dari 20 persen agregat seluruhnya.
Beton hampa adalah beton yang setelah diaduk dan dituang serta dipadatkan sebagaimana beton biasa, air sisa reaksi disedot dengan cara khusus, disebut cara vakum (vacuum method). Air yang tertinggal hanya air yang dipakai untuk reaksi dengan semen sehingga beton yang diperoleh sangat kuat.
Beton Mortar adalah adukan yang terdiri dari pasir, bahan perekat, dan air. Mortar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : mortar lumpur, mortar kapur, dan mortar semen.
Sifat – Sifat Beton
Beton Segar
Hal-hal penting yang berkaitan dengan sifat-sifat beton segar, yaitu:
1. Kemudahan pengerjaan (workability).
Sifat ini merupakan ukuran dari tingkat kemudahan adukan untuk diaduk, diangkut, dituang dan dipadatkan.
Unsur-unsur yang mempengaruhi sifat kemudahan pengerjaan beton segar:
a. Jumlah air yang dipakai dalam campuran adukan beton. Makin banyak air yang dipakai makin mudah beton segar dikerjakan.
b. Penambahan semen kedalam campuran karena pasti diikuti dengan bertambahnya air campuran untuk memperoleh nilai fas tetap.
c. Gradasi campuran pasir dan kerikil.
d. Pemakaian butir maksimum kerikil yang dipakai.
e. Pemakaian butir-butir batuan yang bulat.
f. Cara pemadatan adukan beton menentukan sifat pengerjaan yang berbeda.
2. Pemisahan kerikil.
Kecenderungan butir-butir kerikil untuk memisahkan diri dari campuran adukan beton disebut segregation.
Kecenderungan pemisahan kerikil ini diperbesar dengan:
a. Campuran yang kurus (kurang semen).
b.Terlalu banyak air.
c. Semakin besar butir kerikil.
d.Semakin kasar permukaan kerikil.
Pemisahan kerikil dari adukan beton berakibat kurang baik terhadap betonnya setelah mengeras. Untuk mengurangi kecenderungan pemisahan kerikil tersebut maka diusahakan hal-hal sebagai berikut:
1. Air yang diberikan sesedikit mungkin
2. Adukan beton jangan dijatuhkan dengan ketinggian terlalu besar.
3. Cara pengangkutan, penuangan maupun pemadatan harus mengikuti cara- cara yang betul.
3. Pemisahan air
Kecenderungan air campuran untuk naik ke atas (memisahkan diri) pada beton segar yang baru saja dipadatkan disebut bleeding.
Pemisahan air dapat dikurangi dengan cara-cara berikut:
a. Memberi lebih banyak semen.
b. Menggunakan air sesedikit mungkin.
c. Menggunakan pasir lebih banyak.
Beton Keras
Sifat mekanis beton keras diklasifikasikan:
1. Sifat jangka pendek atau sesaat, yang terdiri dari:
a. Kekuatan tekan
Kuat tekan beton dipengaruhi oleh:
1. Perbandingan air–semen dan tingkat pemadatannya.
2. Jenis semen dan kualitasnya (mempengaruhi kekuatan rata-rata dan kuat batas beton).
3. Jenis dan lekak-lekuk bidang permukaan agregat.
4. Umur (pada keadaan normal kekuatan bertambah sesuai dengan umurnya)
5. Suhu (kecepatan pengerasan beton bertambah dengan bertambahnya suhu).
6. Efisiensi dan perawatan.
b. Kekuatan tarik
Kekuatan tarik beton berkisar seper-delapan belas kuat desak beton pada waktu murnya masih muda dan berkisar seper-duapuluh sesudahnya.
Biasanya tidak diperhitungkan di dalam perencanaan bangunan beton.
Kuat tarik merupakan bagian penting di dalam menahan retak-retak akibat perubahan kadar air dan suhu.
c. Kekuatan geser
Di dalam praktek, geser dalam beton selalu diikuti oleh desak dan tarik oleh lenturan dan bahkan di dalam pengujian tidak mungkin menghilangkan elemen lentur.
2. Sifat jangka panjang, yang terdiri dari:
a. Rangkak
Rangkak adalah penambahan terhadap waktu akibat beton yang bekerja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi rangkak adalah: kekuatan (rangkak dikurangi bila kenaikan kekuatan semakin besar), perbandingan campuran (bila fas dan volume pasta semen berkurang maka rangkak berkurang), semen, agregat (rangkak bertambah bila agregat makin halus), perawatan, umur (kecepatan rangkak berkurang sejalan dengan umur beton).
b. Susut
Susut adalah berkurangnya volume elemen beton jika terjadi kehilangan uap air karena penguapan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya susut adalah: agregat (sebagai penahan susut pasta semen), faktor air semen (semakin besar fas semakin besar pula efek susut), ukuran elemen beton (kelajuan dan besarnya susut akan berkurang bila volume elemen betonnya semakin besar), kondisi lingkungan, banyaknya penulangan, bahan tambahan.
Kelebihan dan Kekurangan Beton
Kelebihan Beton
Kelebihan beton dibanding dengan bahan bangunan lain adalah:
1. Harga relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan lokal
2. Beton termasuk bahan aus dan tahan terhadap kebakaran, sehingga biaya perawatan termasuk rendah
3. Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta mempunyai sifat tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi alam.
4. Ukuran lebih kecil jika dibanding dengan pasangan batu
5. Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk apapun dan ukuran seberapapun tergantung keinginan.
Kekurangan beton
Kekurangan beton dibanding dengan bahan bangunan lain adalah:
1. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak, oleh karena itu diperlukan baja tulangan untuk menahannya.
2. Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika basah sehingga dilatasi (construction joint) perlu diadakan pada beton yang berdimensi besar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan beton.
3. Beton dapat mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu, sehingga perlu dibuat dilatasi untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat perubahan suhu.
4. Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air, dan air yang membawa garam dapat merusak beton.
5. Beton bersifat getas sehingga harus dihitung dan didetail secara seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton
Faktor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton adalah :
a. Pengaruh cuaca berupa pengembangan dan penyusutan yang diakibatkan oleh pergantian panas dan dingin.
b. Daya perusak kimiawi, seperti air laut (garam), asam sulfat, alkali, limbah, dan lain-lain.
c. Daya tahan terhadap aus (abrasi) yang disebabkan ole gesekan orang berjalan kaki, lalu lintas, gerakan ombak, dan lain-lain.
Zat-zat yang dapat mengurangi kekuatan tekan beton.
Bahan-bahan yang keberadaannya mungkin memberikan pengaruh yang merugikan terhadap kekuatan, kemudahan pekerjaan, dan kenampaan jangka panjang disebut zat pengganggu. Bahan-bahan ini dianggap tidak diperlukan sebagai bahan tambah karena lemah, lunak, atau sifat fisik dan sifat kimiawi yang merusak sifat-sifat beton.
Ditinjau dari aksinya, zat-zat yang berpengaruh buruk tersebut pada beton dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
1. Zat yang mengganggu proses hidrasi semen
2. Zat yang melapisi agregat sehingga mengganggu terbentuknya lekatan yang baik antara agregat dan pasta semen.
3. Butiran-butiran yang kurang tahan cuaca, yang bersifat lemah dan menimbulkan reaksi kimia antara agregat dan pastanya.
Zat-zat pengganggu ini dapat berupa kendungan organik, lempung, atau bahan-bahan halus lainnya, misalnya silt atau debu pecahan batu, garam, shale lempung, kayu, arang, pyrites, (tanah tambang yang mengandung belerang), dan lain-lain.
Berikut ini berbagai macam zat yang dapat mengurangi kuat tekan beton dan kadar konsentrasinya dalam campuran seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini.
Tabel 1.1 Zat-zat yang dapat mengurangi kekutan beton
Kandungan unsur kimiawi Konsentrasi maksimum ppm
Clorida, Cl :
- beton pratekan
- beton bertulangan
Sulfat, SO4
Alkali, Na2O + 0,658 K2O)
Total solids 500 ppm
1000 ppm
1000 ppm
600 ppm
50000 ppm
Sumber : bahan kuliah tekton
1.1.7 Evaluasi Pekerjaan Beton
Kekuatan beton yang diproduksi dilapangan mempunyai kecenderungan untuk bervariasi dari adukan ke adukan. Besarnya variasi itu tergantung pada berbagai faktor antara lain :
a. Variasi mutu bahan dari satu adukan ke adukan berikutnya.
b. Variasi cara pengadukan
c. Stabilitas pekerja
Pengawasan terhadap mutu beton yang dibuat di lapangan dilakukan dengan cara membuat diagram hasil uji kuat tekan beton dari benda-benda uji yang diambil selama pelaksanaan. Dalam buku “Perencanaan Campuran dan Pengendalian Mutu Beton” (1994) tercantum bahwa beton yang dibuat dinyatakan memenuhi syarat (mutunya tercapai) jika kedua persyaratan berikut terpenuhi :
a. Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji (yang masing-masing pasangan terdiri dari empat hasil uji kuat tekan) tidak kurang dari (fc’ + 0,82 Sc)
b. Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari dua silinder) kurang dari 0,85 fc’.
Jika salah satu dari dua persyaratan tersebut diatas tidak terpenuhi, maka untuk adukan berikutnya harus diambil langkah-langkah untuk meningkatkan kuat tekan rata-rata betonnya.
Khusus jika persyaratan kedua yang tidak terpenuhi maka selain memperbaiki adukan beton berikutnya harus pula diambil langkah-langkah untuk memastikakn bahwa daya dukung struktur beton yang sudah dibuat masih tidak membahayakan terhadap beban yang akan ditahan.
Langkah-langkah itu antara lain :
a. Analisis ulang struktur berdasarkan kuat tekan beton sesungguhnya (actual)
b. Uji yang merusak (non-destructive test), misalnya dengan Schmidt Rebound Hammer (hamer test), Pull-out test, Ultrasonic Pulse Velocity Test, atau Semi destructive test, yaitu uji bor inti, dan sebagainya.
1.2. Semen
1.2.1. Pengertian semen
Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesif dan kohesif yang memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen mineral menjadi satu massa yang padat. Meskipun definisi ini dapat diterapkan untuk banyak jenis bahan, semen yang dimaksudkan untuk konstruksi beton adalah bahan jadi dan mengeras dengan adanya air yang dinamakan semen hidraulis. Hidraulis berarti semen bereaksi dengan air dan membentuk suatu bahan massa.
1.2.2. Sifat-Sifat Semen
1.2.2.1 Susunan Kimia Semen
Bahan dasar penyusun semen terdiri dari bahan-bahan yang terutama mengandung kapur, silika dan oksida besi, maka bahan-bahan itu menjadi unsur-unsur pokok semennya.
Tabel 1.2 Susunan Unsur semen biasa
Oksida Persen (%)
Kapur (CaO)
Silika (SiO2)
Alumina (Al2O3)
Besi (Fe2O3)
Magnesia (MgO)
Sulfur (SO3)
Potash (Na2O + K2O) 60 – 65
17 – 25
3 – 8
0,5 – 6
0,5 – 4
1 – 2
0,5 – 1

Komposisi kimia semen portland pada umumnya terdiri dari CaO, SiO2, Al2O3 dan Fe2O3, yang merupakan oksida dominan. Sedangkan oksida lain yang jumlahnya hanya beberapa persen dari berat semen adalah MgO, SO3, Na2O dan K2O. Keempat oksida utam tersebut diatas didalam semen berupa senyawa C3S, C2S, C3A dan C4AF, dengan mempunyai perbandingan tertentu pada setiap produk semen, tergantung pada komposisi bahan bakunya.
Tabel 1.3 Senyawa utama semen portland
Nama senyawa Rumus empiris Rumus oksida Notasi pendek Rata-rata (%)
Tricalsium silikat
Dicalsium silikat
Tricalsium aluminat
Tetracalcium
aluminoferrit
Calsium sulfat dihidrat Ca3SiO5
Ca2SiO4
Ca3Al2O6
Ca2AlFeO3 3CaO.SiO2
2CaO.SiO2
3CaO.Al2O3
4CaO.Al2O3Fe2O3
CaSO4.2H2O C3S
C2S
C3A
C4AF
CSH2 50
25
12
8
3,5
Sumber : Teknologi Beton; Kardiyono Tjokrodimulyoo. 1994
1.2.2.2 Hidrasi semen
Bila semen bersentuhan dengan air, maka proses hidrasi berlangsung dalam arah keluar dan arah ke dalam, maksudnya hasil hidrasi mengendap di bagian luar dan inti semen yang belum terhidrasi dibagian dalam secara bertahap akan terhidrasi, sehingga volume mengecil.
Mekanisme hidrasi silicate (C3S dan C2S)
2(3CaO.SiO2) + 6 H2O 3CaO.SiO2.3 H2O + 3Ca(OH)2
2(2CaO.SiO2) + 4 H2O 3CaO.SiO2.3 H2O + Ca(OH)2
Mekanisme hidrasi Aluminat (C3A)
Adanya gipsum di dalam semen menyebabkan reaksi calsium aluminat menghasilkan calsium sulfo aluminat hidrat.
3CaO.Al2O3 + CaSO4.2H2O + 10 H2O 3CaO.Al2O3.CaSO4 + 12 H2O
(gypsum)
3CaO.Al2O3 + Ca(OH)2 + 12 H2O 3CaO.Al2O3.Ca(OH)2.12 H2O
Mekanisme hidrasi tetracalsium aluminoferrit (C4AF)
4CaO.Al2O3.Fe2O3 + 2Ca(OH)2 + 10H2O 64CaO.Al2O3.Fe2O3.12 H2O
(tetracalsium aluminoferrat)
1.2.2.3 Kekuatan semen dan f.a.s
Semen bila terkena air akan berubah menjadi keras seperti batu. Oleh karena itu sangat perlu diperhatikan perbandingan antara air dan semen atau faktor air semennya, karena faktor f.a.s ini akan berpengaruh terhadap kekuatan beton. Bila kurang semen dan terlalu banyak air akan menyebabkan segregration dan bleeding, selain itu perbandingan yang tepat antara semen dan air akan berpengaruh dalam kemudahan pekerjaan.
1.2.2.4 Sifat fisik semen
Sifat fisik dari semen adalah bahan berbutir halus yang lolos ayakan 2 µm dan mempunyai berat jenis antara 3 sampai 3,15 gr/cm3.
1.2.2.5 Sifat kimia semen
Semen mengandung C3S dan C2S sebesar 70% sampai dengan 80%. Unsur- unsur ini merupakan unsur paling dominan dalam memberikan sifat semen. C3S segera mulai berhidrasi bila semen terkena air secara eksotermis. Berpengaruh besar terhadap pengerasan semen terutama sebelum mencapai umur 14 hari. Membutuhkan air 24 % dari beratnya. C2S bereaksi dengan air lebih lambat dan hanya berpengaruh terhadap pengerasan semen setelah 7 hari dan memberikan kekuatan akhir. Unsur ini membuat semen tahan terhadap serangan kimia dan mengurangi penyusutan karena pengeringan. Membutuhkan air 21% dari beratnya. C3A berhidrasi secara eksotermis, bereaksi secara cepat dan memberikan kekuatan sesudah 24 jam. Membutuhkan air 40% dari beratnya. Semen yang mengandung unsur ini lebih dari 10% kurang tahan terhadap serangan sulfat. C4AF kurang begitu besar pengaruhnya terhadap pengerasan beton.
1.2.3. Jenis-Jenis Semen
Dalam pedoman beto 1989 disyaratkan bahwa semen portland untuk pembuatan beton harus merupakan jenis-jenis yang memenuhi syarat-syarat SII 0013-81”Mutu dan uji semen” yang klasifikasinya tertera pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.4 Jenis-jenis Semen Portland
Jenis Semen Karateristik Umum
Jenis I Semen portland yang digunakan untuk tujuan umum.
Jenis II Semen portland yang penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.
Jenis III Semen portland yang penggunaannya memerlukan persyaratan awal yang tinggi setelah pengikatan terjadi.
Jenis IV Semen portland yang dalam penggunaannya menuntut panas hidrasi yang rendah
Jenis V Semen portland yang dalam penggunaannya menuntut ketahanan yang kuat terhadap sulfat.
Sumber : Teknologi Beton; Kardiyono Tjokrodimulyoo. 1994
1.2.4 Pembuatan semen
Semen dibedakan dalam dua kelompok utama, yaitu:
a. Semen dari bahan klinker-semen-portland
1. Semen portland
2. Semen portland abu terbang
3. Semen tanur tinggi
4. Semen portland tras/puzzolan
5. Semen portland putih
b. Semen-semen lain:
1. Aluminium semen
2. Semen bersulfat
Reaksi-reaksi yang terjadi pada waktu proses pembuatan semen adalah sebagai berikut:
a. Batu kapur : CaO + CO2
kapur karbondioksida
Lempung : SiO22 + Al2O3 + Fe2O3 + H2O
silika alumina oksida besi air
b. 3CaO + SiO2 3CaO.SiO2
trikalsium silikat (C3S)
2CaO + SiO2 2CaO.SiO2
dikalsium silikat (C2S)
3CaO + Al2O3 3CaO.Al2O3
trikalsium aluminat (C3A)
3CaO + Al2O3 + Fe2O3 3CaO.Al2O3..Al2O3.Fe2O3
tetrakalsium aluminoferit (C4AF)
1.3. Agregat Halus
1.3.1. Pengertian agregat halus
Agregat halus dalam beton adalah pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh pemecah batu. Agregat halus berperan penting sebagai pembentuk beton dalam pengendalian workability, kekuatan dan keawetan beton, oleh karena itu pemakaian pasir sebagai pembentuk beton harus dilakukan secara selektif.
1.3.2. Syarat agregat halus
Syarat agregat halus yang dipakai sebagai campuran beton menurut Peraturan Beton Indonesia 1971 SNI–2 :
a. Agregat halus atau pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari atau hujan.
b. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering). Apabila kadar lumpur melampaui 5% (ditentukan terhadap berat kering) maka agregat halus harus dicuci.
c. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
• Sisa diatas ayakan 4 mm harus minimum 2% berat.
• Sisa diatas ayakan 1 mm harus minimum 10% berat.
• Sisa diatas ayakan 0.25 mm harus berkisar 80%-95% berat.
d. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan yang diakui.
e. Persyaratan gradasi untuk agregat halus
Tabel 1.5 Persyaratan gradasi agregat halus SK-SNI-T-15-1990-03
Ukuran saringan (mm) Prosentase lolos saringan
Daerah 1 Daerah 2 Daerah 3 Daerah 4
10,00
4,80
2,40
1,20
0,60
0,30
0,15 100
90-100
60-95
30-70
15-34
5-20
0-10 100
90-100
75-100
55-90
35-59
8-30
0-10 100
90-100
85-100
75-100
60-79
12-40
0-10 100
95-100
95-100
90-100
80-100
15-50
0-15
Sumber : Teknologi Beton; Kardiyono Tjokrodimulyoo. 1994
Keterangan:
Daerah I : pasir kasar
Daerah II : pasir agak kasar
Daerah III : pasir agak halus
Daerah IV : pasir halus
Beberapa pemeriksaan untuk mendapatkan kondisi agregat halus yang memenuhi standar antara lain :
1. Pemeriksaan kadar lumpur sesuai dengan British Standard dengan kadar lumpur maksimum 5%.
2. Pemeriksaan kadar kotoran organik sesuai dengan British Standard dengan ketentuan warna larutan harus lebih muda no 3 standar organik plate.
3. Pemeriksaan specific gravity dan absorbsi air pada pasir sesuai dengan standar British Standard.
4. Pemeriksaan analisa saringan sesuai dengan British Standard.
1.4. Agregat Kasar
1.4.1. Pengertian agregat kasar
Agregat kasar dalam beton dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alam dari batuan atau batuan pecah yang diperoleh dari pemecahan batu. Pada umumnya yang dimaksud dengan agregat kasar adalah agregat dengan butiran lebih dari 5 mm. Untuk memilih agregat yang digunakan sebagai campuran beton ditentukan dari mutu, jenis konstruksi dan ketersediaan bahan.
1.4.2. Syarat agregat kasar
Menurut PBI 1971 (NI-2) pasal 3.4 Syarat agregat kasar yang akan dipakai sebagai bahan campuran beton :
a. Agregat kasar harus terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tidak berpori. Agregat kasar yang mengandung butiran-butiran pipih hanya boleh dipakai apabila jumlah butiran-butiran pipih tidak melampaui 20% dari berat agregat seluruhnya. Butiran-butiran agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh cuaca seperti terik matahari atau hujan.
b. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap berat kering). Yang dimaksud dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melampaui ayakan 0.063. Apabila kadar lumpur melampaui dari 1% (ditentukan terhadap berat keri ng).


















Materi Teknologi bahan konstruksi
A. Bahan Beton
1. Agregat sebagaia bahan pengisi beton, berdasarkan ukuran menjadi :
• Agregat Kasar berupa kerikil/batu pecah ukuran < 4,8 mm, tertahan pada saringan nomor 4.
• Agregat Halus berupa pasir alam atau pair buatan dengan ukuran < 4,8 mm dan dapat lolos dari saringan nomor 4
• Syarat Muutu menurut SII (Standar industri Indonesia)
a. Agregat Halus
- Susunan besar butir mempunyai Modulus kehalusan antara 1,50– 3,80
- Kadar lumpur atau butir yang lebih kecil dari 50 mikron maksimum 5 %
- Kadar organik ditentukan dengan larutan Natrium Hidroksida 3 %, jika dibandingkan dengan warna standar tidak lebih tua dari warna standar
- Kekerasan Butir, jika dibandingkan dengan kekerasan butir pasir pembanding yang berasal dari pasir kwarsa Bangka, tidak boleh lebih dari 2,20
- Sifat kekal agregat ringan, diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut :
- Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 10 %
- Jika memakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 15 %
b. Agregat Kasar
- Susunan besar butir mempunyai modulus kehalusan antara 6,00 – 7,10
- Kadar bagian yang lemah diuji dengan goresan batang tembaga maksimum 5 %
- Kadar lumpur atau butir yang lebih kecil dari 70 mikron maksimum 1 %
- Kekerasan butir ditentukan dengan bejana tekan Rudolf, bagian yang hancur menembus ayakan 2 mm, sebagai berikut :
a. Fraksi butir 30 – 19,2 mm, maksimum 22 %
b. Fraksi butir 19,2 – 9,6 mm, maksimum 24 %
- Sifat Kekal, diuji dengan larutan jenuh garam sulfat adalah sebagai berikut :
a. Jika pakai natrium Sulfat, bagian yang hancur, maksimum 12 %
b. Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur, maksimum 18 %
- Tidak boleh mengandung butiran panjang dan pipih lebih dari 20 % berat
- Tidak bersifat reaktif Alkali, jika di dalam beton dengan agregat ini menggunakan semen yang akadar alkali Na O lebih besar dari 0,6 %
c. Agregat Halus + Agregat Kasar
- Agregat (halus + kasar) yang digunakan dalam campuran beton terdiri 60 % sampai 75 % dari volume total beton
- Sifat agregat sangat mempengaruhi mutu beton, oleh karena itu agregat harus diuji dulu untuk mengetahui sifat-sifatnya
- Agregat di Indonesia relatif murah, sehingga disarankan untuk digunakan sebanyak mungkin agar beton yang dihasilkan ekonomis Disamping itu dengan pemakaian banyak agregat dapat mengurangi penyusutan akibat mengerasnya (mengeringnya) beton
- Ukuran besar butir agregat kasar maksimum untuk pembetonan tidak boleh melebihi :
- Bentuk butiran mempengaruhi pemakaian bahan pengikat. Bentuk agregat bersudut lebih banyak menggunakan bahan pengikat dibandingkan dengan agregat berbutir bulat
- Pemakaian pasir laut sebagai agregat halus, harus dengan petunjuk dari Instansi Pemeriksaan Bahan bangunan yang diakui
- Agregat yang digunakan untuk membuat campuran beton dapat ditentukan dengan ukuran isi atau volume untuk mutu beton f <> 18,5 Mpa atau > K.225
d. Agregat Ringan (agregat yang dalam keadaan kering dan gembur mempunyai berat kurang lebih 1100 kg/m). Kelompok agregat ringan adalah :
- Agregat ringan buatan adalah agregat yang dibuat dengan membekahkan atau memanaskan bahan-bahan, seperti terak dari peleburan besi, tanah liat diatonit, abu terbang, tanah serpih, batu tulis dan lempung
- Agregat ringan alami adalah agregat yang diperoleh dari bahan-bahan alami seperti batu apung, batu letusan gunung
2. Semen (Lihat kembali Bagian 1 ; Bahan Pengikat Hidrolis)
3. Air
Air campuran beton berfungsi untuk melangsungkan proses hidrasi antara air dan semen. Yang diperlukan untuk proses hidrasi kira-kira 20 % dari berat semen.
Persyaratan air yang digunakan adalah :
- Air tawar yang bisa diminum, yang telah diolah atau yang belum diolah
- Air yang bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam, zat organis atau bahan lain yang merusak beton atau baja tulangan
- Air tidak boleh mengandung ion khlorida dalam jumlah yang membahayakan korosi, kadar khlorida dalam air tidak boleh melampaui 500 mg per liter
- Air yang keruh harus diendapkan minimal 24 jam atau disaring sehingga memnuhi syarat untuk digunakan
- Bila terdapat keragu-raguan terhadap pemakaian air, dianjurkan untuk diperiksa ke Lembaga- Pemeriksaaan Bahan-bahan yang diakui
Persyaratan air laut yang digunakan adalah :
Penggunaan air laut akan mengurangi kekuatan tekan beton sekitar 10 % - 20 %. Beton yang dibuat dengan air laut harus kedap air, penutup beton minimal 7,5 cm faktor air semen tidak boleh lebih dari 0,45. Air laut sama sekali tidak diizinkan untuk digunakan dalam pembuatan beton pratekan.
Persyaratan Jumlah Air.
Peningkatan jumlah air akan meningkatkan kemudahan pengerjaan dan pemadatan beton, tetapi akan merduksi kekuatan dan menimbulkan segregasi dan bleeding.
Segregasi = Pemisahan agregat kasar dari campuran beton saat pemadatan dan penuangan
Bleeding = Aliran air adukan beton yang timbul ke luar dari permukaan beton

4. Baja Tulangan,
Dimaksudkan untuk meningkatkn kekuatan beton saat menerima beban, materi ini akan dibahas secara khusus.
5. Bahan Tambahan
Bahan tambahan bisa berupa serbuk atau cairan berfungsi memperbaiki sifat beton sesuai dengan keadaan daerah pembuatan beton.
a. Jenis Bahan Tambahan
No.
Jenis
Maksud
Kegunaan
1. Air Entrainent
Menimbulkan gelembung udara secara tersebar merata pada beton (ukuran 0,25 – 1,00 mm)
Memperbaiki kemudahan pengerjaan beton
Mengurangi terjadinya bleeding
2. Water Reducer
Mengurangi jumlah air, memperkecil slump
Mendapatkan konsistensi tertentu
Meningkatkan tegangan tekan beton
3. Retarder
Memperlambat waktu pengikatan beton
Untuk menyesuaikan waktu pelaksanaan pembetonan
4. Accelerator
Mempercepat waktu pengikatan beton(dibatasi karena mengakibatkan korosi pada tulangan)
Dalam waktu relatif singkat kekuatan awal beton meningkat tinggi
5. Super Plasticizer
Meningkatkan kemudahan pengerjaan beton
Mengurangi kandungan air pada beton
Meningkatkan kekuatan beton
6. Pozzolan
(alam dan buatan)
Menurunkan suhu dalam beton
Panas hidrasi turun, mempermudah pekerjaan beton masif
7. Bonding
Menambahn sifat melekat
Untuk pekerjaan beton yang memerlukan kekuatan lekat, misalnya mengisi retakan
8. Expanding
Mengkonpensasi adanya susut dengan mengembangkan beton
Grouting
b. Persyaratan Penggunaan
• Sebelum penggunaan bahan tambah perlu diadakan percobaan di laboratorium atau di lapangan, untuk membuktikan bahwa bahan tambah bersangkutan betul-betul memberikan pengaruh sesuai yang diinginkan
• Gunakan bahan tambahan sesuai dengan spesifikasinya, bila di Indonesia belum ada standar penggunaannya bahan tambah, maka dapat menggunakan ASTM (American Strenght Test Material) dan BSI ( British Standard Institute) seperti ASTM C 494-82 dan BS 5075


B. Persiapan Pekerjaan Pembetonan

1. Pengadaan Bahan
a. Agregat
• Lokasi yang dekat dengan tempat mengaduk
• Dilindungi dari pencemaran bahan lain, apapun itu
• Agregat kasar dan halus disimpan terpisah dengan dasar miring dan keras untuk drainase, timbunan tidak berbentuk kerucut yang tinggi agar tidak terjadi pemisahan butir
• Agregat disediakan sesuai tahapan dan kebutuhan volumenya
• Mutu agregat seragam selama pengerjaan
• Penggunaan bak-bak bahan sangat dianjurkan agar mencegah terbawanya tanah bawah waktu pengambilan bahan
b. Semen
• Lokasi yang dekat dengan tempat mengaduk
• Semen harus dilindungi dari pengaruh air dan kelembaban yang berlebihan
• Semen disimpan di gudang sehingga dijamin tidak rusak
• Semen tiap jenis dikelompokkan untuk menghindari kekeliruan saat pengambilan
c. Penyimpanan Baja Tulangan
• Dekat dengan lokasi pemasangan penulangan
• Baja tulangan jangan disimpan dekat dengan tanah
• Penyimpanan baja tulangan di udara terbuka untuk jangka waktu panjang harus dicegah
• Tiap ukuran yang berbeda diberi tanda pengenal yang jelas, sehingga tertukar
d. Air
Tempat penyimpanan air untuk campuran beton harus sedekat mungkin dengan tempat pengadukan
e. Bahan Tambahan
Bahan tambahan harus terlindung dari cuaca dan pencemaran lingkungan

2. Pengadaan Peralatan
Kapasitas, jumlah dan jenis peralatan harus disesuaikan dengan volume pengecoran dalam kondisi siap pakai.
• Alat angkut (roda dorong, truck mixer, crane, dll)
• Alat Pengaduk /pencampur mekanis/beton molen
• Alat pemadatan/penggetar (vibrator)
• Alat pengendali mutu ; seperti slump cone, cetakan benda uji, hammer test, dll
• Alat penunjang seperti: timbangan, cangkul, terpal, sekop, ember, dll

3. Persiapan Tenaga
Kualifikasi tenaga kerja harus sesuai dengan volume dan jenis pekerjaan seperti ; pelaksana, mandor, buruh

4. Pemeriksaan Cetakan atau Acuan
• Acuan harus stabil, terjamin kedudukan dan bentuknya yang tetap. Dibuat dari bahan yang tidak mudah meresap air, cukup rapat, tidak terjadi. Agar air beton tidak terserap oleh acuan, maka acuan dapat dilapis dengan plastik atau bahan lain yang sejenis
• Acuan harus kaku dan menghasilkan konstruksi akhir yang permukaan rata dan sesuai dengan gambar rencana
• Acuan harus kuat menahan beton atau beban lain, tanpa terjadi lendutan. Bagi pekerjaan beton khusus harus disertai gambar acuan khusus yang memenuhi persyaratan teknis
• Keamanan acuan untuk struktur terjamin dengan meneruskan gaya ke tanah yang stabil atau ke bagian konstruksi yang stabil
• Sebelum pengecoran, cetakan di basahi dengan air sampai jenuh. Untuk konstruksi beton yang langsung terletak di atas tanah, maka di bawahnya harus ada lantai kerja yang rata. Tebal lantai kerja 5 cm, dengan beton campuran semen, pasir, kerikil dengan perbandingan 1 : 3 : 5, atau lantai kerja ditentukan lain tergantung Pengawas ahli

5. Pemeriksaan Penulangan
• Jarak dan dimensi tulangan harus sesuai rencana
• Tulangan dipasang dengan kedudukan stabil, kawat ikatannya ditekuk ke dalam jangan di selimut beton
• Tebal penutup (selimut) beton yang direncanakan perlu diperhatikan dengan baik, yaitu dengan dipasang penahan jarak (batu tahu) yang mutunya sama dengan beton yang akan dicor
• Batu tahu minimum 4 buah setiap m, atau dipasang pada jarak 30 cm, dipasang selang seling tidak pada satu garis
• Untuk mengatur jarak antara lapis tulangan atas dan tulangan bawah, dipasang batang penunjang (kursi) pada cetakan bawah atau pada lantai kerja
• Baja tulangan harus bebas karat yang mudah terkelupas. sebelum pengecoran, pasangan tulangan dibersihkan dari kotoran dan bahan lain yang mengurangi daya lekatnya.

0 komentar:

Om swastyastu

gadis

.......................... ...,,--~~”'¯¯¯¯¯¯”'~~--,,
... ... ... ... ... ...,,-~”¯::::::::::::::::::::::::::::::::::¯”'~,,
... ... ... ... ..,,~”::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::”~,,
... ... ... ..,,-“:::::::::::::::/::::::/::::::::::::::::\:::::::::::::::-,::-,::”-,
... ... ...,-“:::::,-“:::/:::::/::::::/:|:::::::::::::::::\::::::::::::::::\::::\::\,”-,
...... ... .,-“:::::::/:::::|:::::|:::::::|:|::::::::::::::::::\\:::::::::::::|:|:::::\:::\::\
... ... /::::::::::|::::::|:::::|\::::::\:\::::::::::::::::::||::::::::::::|:/::::::|::::|::\
... .../::::::::::::\:::::::\::::'\”-,::::\:\,:::::::::::::::|:|::::::::::,//::::::/::::|:::'|
... ../::::::::::::::'\::::::\-,:::”-,”-,::\-,”-,,:::::::::/: |::::::,-“//::::::/:::::/::,,-'
... ./:::::::::::::::::”,-,,::\|”~-,,\,:”~-\”: :”-,::::/: :/:::,-“: :/::,-“/:::,-“:::/
... /::::::::::::::::::/,__”-,\: : ,,-~”,”',-,: : :\:/: :/:,-“,-~,”-,”:/:,,-“:,-//'
... |:::::::::::::::::/:o:::o: :,,-“/. ,-“:\.|: : : : “: -'”:/./,--,”\.'|”/::::::|-“
...|::::::/:::::::::/::/|:::|.\: : \.|'|¯;|..|.|: : : : : : : :|.||;;;|././:|:::|:::|
...|::|:::|::::::::/::'-':::'-,': : '\'\'~'_/,/: : : : : : ,: :'-'-¯-'~': |:::|:::|
...|::|:::|::::::::/::::|:::::'|: : : “' ¯: : : : : : : : : :\: : : : : : /::::'\::|
...|::|:::|:::::::/:::::|:::::'\: : : : : : : : : : : : : : :': : : : : :/::::::|::|
... \:|:::|::::::|::::::|::::::|,: : : : : : : : : :__,: : : : : : :,-“:::::::|::|
... .'\|::|::::::|::::::||::::::\'~,: : : : : : : :'--~': : : : ,,~”\:::::::::|:/
... ...'\:|:::::|::::::/.|::::::|: : “~,: : : : : : : : ,,-~,”::::::'\:::::::|:/
... ... .\\:::::|”~,/-,|:::::::|: : : : ¯”~,-,,,-~”:::,,-'\::::::::\-,,_::|/
... ... ..',\,::|~--'-~\:::::::|: : : : : : |::|,,-~”¯..__\::::::::\... .'|
... ..,~”': : \|: : : : : \::::::|: : : : : : |¯”'~~”~,”,: : \:::::::|... /
..,-“: : : : : :|: : : : : :\::::::|: : : : : : \: : : : : : “~'-,:\::::::|\,
..|: : : : : : : |: : : : : : |::::|,\,: : : : : : : : : : : : : :”-,-\::::|: \
..| : : : : : : : : : : : : : |::::|:'-,\: : : : : : : : : : : : : : :”-'\,|: :|
...\ : : : : : : : : : :'\: : :\:::|: : '\'\: : : : :~,,: : : : : : : : : “~-',_
... \: : : : : : : : : : :\: /:|:/: : : :',-'-,: : : : : “-,: : : : : : : : : : :,/”'-,
... .\: : : : : : : : : : :\|: |/: : : ,-“....”-,: : : : : '\: : : : : : : : : ,/.....”-,
... ...\: : : : : : : : : : \: |: : :/...........\: : : : : |: : : : : : : ,-“...........'\
... ... .\ : : : : : : : : : '\': : /..............\: : : : |: : : : : :,-“................|
... ... ...\ : : : : : : : : : '\:/.................\: : :,/: : : : : /..................../
... ... .....\ : : : : : : : : : \........................\:,-“: : : : :,/............../
... ... ... ...\ : : : : : : : : : \,_.............._,”======',_..........,-“
... ... ... ... \,: : : : : : : : : \: ¯”'~---~”¯: : : : : : : : : :¯”~~,'
... ... ... ... ..'\,: : : : : : : : : \: : : : : : : : : : : : : : : : : : : '|: : \
... ... ... ... ... .\, : : : : : : : : '\: : : : : : : : : : : : : : : : : : :|: : '\
... ... ... ... ... ...\,: : : : : : : : :\ : : : : : : : : : : : : : : : : : |: : :\
... ... ... ... ... ... ..\ : : : : : : : : \: : : : : : : : : : : : : : : : :|: : : :\
... ... ... ... ... ... ...\\,: : : : : : : :\, : : : : : : : : : : : : : : :/: : : : :\
... ... ... ... ... ... ... .\\ : : : : : : : :'\ : : : : : : : : : : : : : :|: : : : : '|
... ... ... ... ... ... ... ./:\: : : : : : : : :'\, : : : : : : : : : : : : |: : : : : :|
... ... ... ... ... ... ... /: : \: : : : : : : : : '\,: : : : : : : : : : : |: : : : : :|
... ... ... ... ... ... .../: : : '\: : : : : : : : : :'\,: : : : : : : : : :|: : : : : : |
... ... ... ... ... ... ../: : : : :\: : : : : : : : : : :\, : : : : : : : : |: : : : : : |
... ... ... ... ... ... ,/: : : : : : :\: : : : : : : : : : '\,: : : : : : : |: : : : : : |
... ... ... ... ... ..,-“: : : : : : : :“-,: : : : : : : : : : \: : : : : : :| : : : : : |
... ... ... ... ... ,/ : : : : : : : : : :”-, : : : : : : : : : :\: : : : : /: : : : : : /
... ... ... ... ..,/ : : : : : : : : : : : : :”-, : : : : : : : : :'\: : : :| : : : : : ,/
... ... ... ... ,/ : : : : : : : : : : : : : : : “-,: : : : : : : : :'\: : |: : : : : : /
... ... ... .../: : : : : : : : : : : : : : : : : : “-,: : : : : : : : '\: |: : : : : /
... ... ... ../: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :“-,: : : : : : : \,|: : : : :/
... ... ... ,/: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :“-,: : : : : : :\: : : : /'|
... ... .../-,-,”,,-,~-,,_: : : : : : : : : : : : : : : : : “-,: : : : : :'\: : :'|: |
... ... ...|',/,/:||:\,\: : : “'~,,~~---,,,_: : : : : : : : : :'\: : : : : :\,: :|:||
... ... ..|: :”: ||: :”: : : : : : :”-,........ ¯¯”''~~~-----~|\: : : : : : \:|: |'\
... ... ..|: : : ||: : : : : : : : : : :”-,.......................|: : : : : : : \|: |,”
... ... ..| : : : : : : : : : : : : : : : :”-,.....................\: : : : : : : :\,|.|
... ... ..| : : : : : : : : : : : : : : : :”-,\....................,-“\: : : : : : : : '\”
... ... ..| : : : : : : : : : : : : : : : : : :”-\...............,/: : :\: : : : : : : : :\,
... ... ..| : : : : : : : : : : : : : : : : : : : \,.........,/: : : : '\: : : : : : : : : |
... ... ..| : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : \.......,/: : : : ,-~/: : ,: : |: :/: :|
... ... ..'|: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : \~”¯: : : : : |: :|: : /: :/: ,/: :/
... ... ...|: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : |: : : : : : : :”-,,_/_,/-~”:|”¯
... ... ...|: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : |: : : : : : : : : : : : : : : :|
... ... ... |: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : |: : : : : : : : : : : : : : : |
... ... ... | : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :|: : : : : : : : : : : : : : :/
... ... ... .\: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :|: : : : : : : : : : : : : : /
... ... ... ..\ : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :| : : : : : : : : : : : : : /
... ... ... ...\: : : : : : : : : : : : : : : : : : : |: : : : : : : : : : : : : /
... ... ... ... '\: : : : : : : : : : : : : : : : : : |: : : : : : : : : : : : :/|\________________

0 komentar:

Om swastyastu

wanita

---------------____MoooooooM8888
______________MogggooooooM88888
________MMMMMoooooooooooM8888888
________M6ooooMMMmoooooooM888888888
_____Mmooo8oooooooooooooM88888888888
____MmmmooooooooooooooM88888888888888
___Moooooooooo8888888M8888888888888888
__Mooooooooooooo88888M88888888888888888
___MmooooooooooooooommM88888888888888888
_______M88ooooo888mooMM88888888888888888
________M88888888oommooM88888888888888888
_________M888888ooooMM8888888888888888888
_________MooooooooooM888888888888888888888
______888MoooooooooM8888888888888888888888
___888888MooooooooM88888888888888888888888
__88888888MoooooooM8888888888mmmm888888888
_888888888Mo8oooooM8888888MooooooooM888888
8888888888Moo8oooM8888MM8ooooooooooooM88888
8888888888Mooo88ooooM888MoooooooooooooM8888
_M8o8888ooo8oo88ooo0ooMMoo888oooooooooooM88
Mooo88888ooo8o88o8oooooooooo8888oooooooooM8
Moo8888o8ooooo8ooooooooooooooo8888ooooooooM8
Mooo88oooooooooooooooooooooooo888888oooooooM8
Mooooooooooooooooooooooooooooo88888888ooooooM8
_MooMooooooooooooooooooooooooooM888ooo88oooooM
__Mmoooooooooooooooooooooooooo888Moooo8oooooooM
___Moooooooooo8oooooooooooooo8888MMooooooooooooM
____Moooooooo88ooooooooooooo88888MMM8oooooooooooM
____Moooooooo88oooooooooooooo88888MMMMoooooooooooM
____Moooooooo88Moooooooooooooooo88888MMMMoooooooooM
___Mooooooooo88Moooooooooooooooo8MooooMMMMoooooooooM
__Mooooooooo8MMooooooooooooooo88MoooooMMMMooooooooooM
_Mooooooooo88MMoom888mooooooo88MooooooMM_MMoooooooooo
_M8moooooo888MMoom@@8moooo8888M8oooooooMM__MMooooooo
M@88moooo888MooMom8@8mooo8888MooooooooMM___Mmoooooo0
_*M8mooo8888MooooMm8mooo888M888ooooooooMM___Moooooo00
____MMMMMM8888oooooMMmmmmM88888oooooooMM_Moooooooo0
__________M88Moooooo8888888888oooooooooooMMoooooooooo
__________M88Mooooo8o888888888ooooooooooooMoooooooo88
___________M88Mooooo8ooo888888oooooooooooMooooooo8888
____________M888Mooo888ooooo888ooooooooooMoooooo8888M

0 komentar:

Om swastyastu

0 komentar:

Om swastyastu

0 komentar:

Om swastyastu

Ajari aku cara mencintaimu

Intro: C
C
Bukan ku tak mau
E Am A
Mengucap segala kelebihanmu
A Dm
Bukannya aku tak harus
G C C7
Menghukani kata setia padamu
C7 F
Bukan karena jenuh
E
Atau telah berkutang
Am G D
Kasih sayang ini
F
Yang terasa mengering
G
Tanpa bunga kata
C
Telah berulang kali
E Am A
Kusiapkan waktu yang terbaik
Dm
Untukku akan memberi
G C C7
Beribu kata mesra kepadamu
C7 F
Bridge: Juga seribu mimpi
E
Yang mungkin terwujud
Am G D
Esok atau lusa
F
Datang menghampiri
G
Kita berdua
C
Reff: Dan bila waktunya tiba
F
Untuk memulainya
C C/B A
Pastilah ku ragu
Dm
Tak sanggup ku menyusun
G C Bb A
Semua kata-kata ini
Dm G
Ajarilah aku
G C F
Bahasa cintamu
F E
Agar mudah kuucap
A
Kepadamu
Dm G
Ajarilah aku
G C Am
Cara mencintamu
A Dm
Biar kita berdua
G F Fm C
Sejalan selamanya
Dm G
Ajarilah aku
G C Am
Cara mencintamu
A Dm
Biar kita berdua
G F Fm C
Sejalan selamanya

0 komentar:

Om swastyastu

Copyright © 2012 SANKARACARYA .