Mesuji_Musrenbang RKPD Kecamatan Way Serdang Kabupaten Mesuji Tahun 2018 dengan Tema "Wujudkan Masyarakat Yang Sehat, Agamis, Berbudaya Unggul dan Berdaya Saing" pada Hari Rabu (07/03/2018) di Balai Desa Margo Bhakti di buka oleh Wakil Bupati Mesuji (Bapak Hi. Saply TH); turut hadir sekaligus mendampingi Sekretaris Daerah Kab. Mesuji (Bapak Ir. Rizal Fauzi).

Juga hadir tamu undangan : Anggota DPRD Mesuji Dapil I Way Serdang, Kapolsek Way Serdang + Anggota, Danramil Mesuji + Babinsa, Ka. Puskesmas Buko Poso dan Hadi Mulyo serta OPD terkait.

Peserta Undangan : Kepala Desa, Sekretaris Desa, Ketua BPD, Ketua Gapoktan, Tokoh Perempuan dan Tokoh Pemuda; se-Kecamatan Way Serdang.

Selanjutnya, Camat Way Serdang (Bapak I Komang Sutiaka, SH) dalam sambutannya, pertama dan yang utama mengucapkan ribuan terimakasih kepada Wakil Bupati Mesuji (Bapak Hi. Saply TH) yang telah hadir sekaligus mewakili Bupati Mesuji (Bapak Hi. Khamami, SH) membuka secara langsung acara dimaksud juga atas sambutan serta arahannya. 

Dan tak lupa ucapan terimakasih kepada seluruh tamu undangan terutama kepada para peserta Musrenbang RKPD Kecamatan Way Serdang Kabupaten Mesuji Tahun 2018 atas kerjasama serta kekompakannya, sehingga acara ini diharapkan dapat berjalan dengan baik, sukses dan lancar demi percepatan pembangunan di masing² Desa juga Kabupaten Mesuji; Tutupnya.

Kamis (08/03/2018)





RAJA JULI ANTONI, POLITIKUS MASA DEPAN

Saya mengenal Raja Juli Antoni pada saat pilgub DKI..

Pada waktu itu Toni - begitu saya memanggilnya - sering mengawal Ahok kemana-mana, baik ketika blusukan maupun ketika berhadapan dengan media.

Dari perbincangan ketika sedang bersama, saya baru tahu bahwa Toni adalah orang Muhammadiyah (atau setidaknya dia pernah disana), dan pengagum Buya Syafii Maarif. Nilai-nilai Buya lah yang dia bawa dalam kesehariannya.

Dari Toni juga saya mengetahui Partai Solidaritas Indonesia  dan segala kiprahnya, tentang idealisme politiknya, tentang langkah2nya. Dan berkat tangan dinginnya sebagai Sekjen disanalah, PSI bisa lolos sebagai peserta Pemilu 2019.

Dari sini bisa kita lihat bahwa Toni adalah seorang politikus yang bukan "poli tikus". Dia orangnya argumentatif, pendengar yang baik dan mampu menyampaikan masalah dengan runut termasuk solusinya.

Melihat dia tampil berhadapan dengan Fadli Zon di acara ILC, saya melihat ada dua wajah baru dalam perpolitikan kita, yaitu wajah OLD dan wajah NOW.

Toni tampil dengan gaya baru politikus muda yang segar dan tidak menyerang. Tidak merasa menang sendiri dan cara berfikirnya konstruktif. Beda dengan Fadli yang mengandalkan otot dan ngotot, yang meremehkan lawan dan berbelit2 ketika menyampaikan.

Inilah model politikus kita ke depan, seperti Toni. Orang-orang yang nantinya menguasai Senayan dengan idealisme membangun negara, mencari nilai bukan saja materi, seperti yang sudah dicontohkan Jokowi dalam memerintah negara.

Model Fadli sudah ketinggalan zaman...

Ibarat mobil, Toni itu mobil keluaran terbaru yang ketika distarter suaranya lembut dan menenangkan. Duduk di dalamnya nyaman dengan jok kulit empuk dan sound sistem yang menawan. Suara hening karena peredamnya mahal dan tidak rewel karena semua onderdilnya kualitas jempolan..

Kalau Fadli...

Sudah bempernya selalu copot di jalan, catnya rusak karena di dempul di pinggir jalan, sound sistemnya pake aki buatan, joknya suka ke belakang sendiri jadi nyetirpun tidak nyaman, bagasi belakang suka terbuka sendiri tanpa ada yang megang, dan mesin brebet bet bikin was was ketika dalam kondisi macet dan di tanjakan..

Toni adalah mobil yang akan kita pamerkan di jalanan, sedangkan Fadli masuk bengkel terus karena sudah tidak layak jalan..

Begitulah, kampret kampret yang durhaka..

Saya mau ngopi dulu ahhh..




www.dennysiregar.com
Ini kisah dari rekan kami silahkan disimakšŸ‘‡

Teringat saat bulan Februari 2016 klien memutuskan untuk menutup polis asuransi nya karena alokasi dana nya ingin dialihkan ke biaya sekolah adik nya di fakultas kedokteran Denpasar, saat itu dengan panjang saya menjelaskan kembali manfaat akan Perlindungan yang dia ambil di Prudential dan akhirnya klien pun menunda keputusan nya..
 Selang beberapa bulan tepat nya bulan Oktober 2016 klien menelpon saya dan dengan nada tinggi beliau memberikan keputusan terakhir bahwa ingin menghentikan kepesertaan nya pada bulan Juli 2017 (tepat 1 tahun) karena sudah merasa cukup mengikuti Asuransi.

Juli 2017 saat umat muslim sedang menjalankan rutinitas Mudik, saya melihat berita di televisi bahwa ada seorang Dokter di Mataram yang meninggal Dunia akibat kelelahan lalu Sontak saya kaget dan segera ambil HP saya untuk memastikan kebenaran berita tersebut Dan apa yang menjadi kekhawatiran saya benar-benar terjadi, berita tersebut benar dan dengan segera saya mencari tiket penerbangan dari Surabaya menuju Mataram untuk segera bertemu dengan anggota keluarga nya.

Rasa ini mungkin menjadi gejolak saya, disamping rasa sedih yang saya rasakan, terpancar kegigihan saya saat meyakinkan beliau untuk melanjutkan Polis nya saat itu.
Kini semua cerita itu menjadi semangat saya untuk selalu mengedukasi masyarakat akan pentingnya Asuransi.

Puji syukur manfaat UP dari Prudential telah diterima oleh ahli waris, dana Warisan 1Milyard + saldo tabungan terakhir dapat digunakan untuk melanjutkan kelangsungan hidup keluarga yang ditinggalkan.

Asuransi bukan menggantikan resiko kehidupan namun menggantikan income yang hilang.
Sebuah Keluarga wajib memiliki Jaminan Asset untuk memastikan kelangsungan hidup keturunannya.





Mari konsultasi dengan saya, 
Wa ke 081379304996


berapa kebutuhan jaminan Asset keluarga anda.

Foto ini adalah sang adik yang diperjuangkan pendidikan nya oleh sang kakak.

#Asuransi #Klaim #Prudential #Keluarga1Milyard #Komitmen # #prusyariah #keuangan 
Copy by : fb
Way Serdang sosialisasi Padat Karya Tunai

Copy : Adien Apri Alwi

Mesuji-Pemerintah Kecamatan didampingi Tenaga Pendamping Profesional Desa melakukan sosialisasi Program baru Kementrian Perdesa Daerah tertinggal Dan Transmigrasi(PDDT) Padat Karya Tunai yang efektif berlaku pada program pembangunan Dana Desa tahun ini,yang dilakukan di Aula Kecamatan setempat.

Dalam sambutanya Staf Kasi pemerintahan Desa Kecamatan Wayserdang mewakil Camat Wayserdang Redi Utomo mengatakan program padat karya tunai tersebut digagas pemerintah pusat melalui kementrian desa adalah bertujunan untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat desa secara umum. 

"dalam paduan petujuk pelaksaan program padat karya tunai ini diamanatkan kepada pemerintah desa untuk menganggarkan minimal 30 persen dari anggaran pelaksanaan pembagunan fisik untuk diberikan kepada tenaga kerja yang prioritas pada tenaga kerja lokal dengan bersyarat, "terang Redi. 

Ditempat yang sama koordinator Pedamping Desa Infrastruktur Kecamatan Wayserdang Ketut Swandana mengaku siap membantu pelaksanaan Program Padat Karya Tunai di Kecamatan Way Serdang mulai dari proses perencanaan hingga pembagunan,"kami akan berupaya semaksaimal mungkin agar pelaksanaan program padat karya tunai di kecamatan wayserdang dapat berjalan sesuai dengan harapan pemerintah yakni peningkatan kesejahtaraan warga desa, dengan tidak menafikan kwalitas pembagunan yang dihasilkan, "jelas Ketut.

Bahkan lanjut Ketut dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan Trayel didesa-desa dikecamatan wayserdang yang akan mulai melakukan program pembagunan Rigit benton sesuai arahan pemkab Mesuji. (*)


Hari Tumpek Landep yang dirayakan masyarakat Bali, Sabtu (18/10) hari ini bukan sekadar hari untuk mengupacarai berbagai jenis senjata tajam, apalagi kendaraan bermotor. Justru, makna utama hari Tumpek Landep sejatinya momentum menajamkan "senjata" dalam diri, yakni kecerdasan dan budi pekerti. Pandangan ini dikemukakan dosen Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, I Made Wiradnyana dan Ketua PHDI Pusat, I Ketut Wiana. 

"Senjata utama manusia itu kecerdasan dan budi pekertinya. Inilah yang harus terus diasah agar senantiasa tajam sehingga memberi makna dan manfaat dalam mewujudkan hidup dan kehidupan yang lebih baik," kata Wiradnyana. 

Menurut Wiana, Tumpek Landep merupakan momentum untuk mengusut-usut diri, menelisik ke dalam diri, sejauh mana telah memiliki ketajaman pikiran dan nurani sebagai bekal dalam menyelesaikan masalah hidup dan kehidupan yang datang silih berganti. Ketajaman pikiran diwujudkan dengan kemampuan mencari solusi atas masalah yang dihadapi, sedangkan ketajaman nurani diwujudkan dengan sikap simpati dan empati terhadap keadaan orang. 

Memang, menurut Wiradnyana dan Wiana, secara praktis Tumpek Landep diwujudkan dengan ritual mengupacarai berbagai jenis senjata. Belakangan, masyarakat Bali juga mengupacarai kendaraan bermotor yang dimiliki. Namun, ritual itu lebih sebagai simbol untuk mengingatkan manusia tentang kesejatian ketajaman senjata dan itu ada di dalam diri. 

"Itu sebabnya, dalam kisah Mahabharata, Arjuna lebih memilih Kresna yang tidak bersenjata tinimbang ribuan pasukan yang lengkap dengan berbagai senjata. Itu karena senjata utama dan terbaik bukanlah keris, tombak, pedang atau pun bom atom, tapi pikiran dan budi manusia yang berlandaskan dharma," kata Wiradnyana.

Copyright © 2012 SANKARACARYA .