GUNUNG KAWI
Gunung Kawi obyek wisata di Bali,
Pura Gunung Kawi,
Pernahkah anda mendengar atau berkunjung ke Situs Pura gunung kawi
selama liburan anda di bali, atau anda sama sekali blank tidak ada
petunjuk. kalau demikian karena hal-hal sejarah sangat ramai dibicarakan
belakangan ini secara singkat saya akan ceritakan sejarah obyek ini,
mudah-mudahan berguna menambah wawasan serta referensi obyek wisata anda
selama liburan di Bali,
Setelah melewati Gapura dan
315 anak tangga di pinggir sungai Pakerisan yaitu sebuah sungai yang
mempunyai nilai sejarah yang sangat tinggi, terletak komplek Candi
Gunung Kawi. Obyek wisata ini termasuk didalam wilayah Tampaksiring ,
kabupaten Gianyar kira-kira 40 km dari Denpasar.
Mengenai nama Gunung Kawi ini belum diketahui secara
pasti asal muasalnya. Namun secara etimologi (bahasa kerennya) dikatakan
berasal dari kata Gunung dan Kawi yang berarti Gunung adalah daerah
pegunungan dan Kawi adalah pahatan, jadi maksudnya ialah pahatan yang
terdapat di pegunungan atau di atas batu padas.
Menurut sejarahnya bahwasanya diantara raja-raja Bali
yang memerintah Bali, yang paling terkenal adalah dari dinasti
Warmadewa, Raja Udayana adalah berasal dari dinasti ini dan beliau
adalah anak dari Ratu Campa yang diangkat anak oleh Warmadewa. Setelah
dewasa beliau menikah dengan putri dari empu sendok dari jawa
timur(kediri) yang bernama Gunapriya Dharma Patni, dari perkawinan ini
beliau menurunkan Erlangga ( bukan nama toko lho…..) dan Anak Wungsu.
Akhirnya setelah Erlangga wafat tahun 1041, kerajaannya di jawa timur
dibagi 2(dua). Pendeta budha yang bernama Mpu Baradah dikirim ke Bali agar pulau Bali diberikan kepada salah satu putra Erlangga, tetapi ditolak oleh Mpu Kuturan.
Selanjutnya Bali diperintah oleh Raja Anak Wungsu
antara tahun 1049-1077 dan dibawah pemerintahanya Bali merupakan daerah
yang subur dan tentram.
Setelah beliau meninggal dunia abunya disimpan dalam
satu candi dikomplek Candi Gunung Kawi. Tulisan yang terdapat di pintu
masuk situs ini berbunyi ” Haji Lumah Ing Jalu” yang berarti Sang Raja
dimakamkan di “Jalu” sama dengan “susuh” dari (ayam jantan) yang
bentuknya sama dengan Kris, maka perkataan ” Ing Jalu” dapat ditafsirkan
sebagai petunjuk ” Kali Kris” atau Pakerisan. Raja yang dimakamkan di
Jalu dimaksud adalah Raja Udayana, Anak Wungsu, dan 4 orang permaisuri
Raja serta Perdana Mentri raja.
Disebelah tenggara dari komplek candi ini terletak
Wihara (tempat tinggal atau asrama para Biksu/pendeta Budha).
Peninggalan Candi dan Wihara di Gunung Kawi ini diperkirakan pada abad
11 masehi dan juga wujud toleransi hidup bergama pada waktu itu yang
patut menjadi contoh dan tauladan bagi kita di masa ini, belajar dari
kearifan masa lalu…….
Berkunjung ke situs Pura Gunung Kawi ini, memberika anda wawasan serta keindahan alam yang menawan. Selamat ber wisata di Bali
epsilon
0 komentar:
Om swastyastu