Belajar Musik Klasik atau Pop?

Sering kutemukan diskusi di antara ibu-ibu, mengenai les musik anaknya. Memang saat ini, les musik sudah menjadi salah satu kursus yang diikuti oleh anak-anak. Salah satu topiknya adalah, “Musik Klasik tuh bagus. Tapi anakku senengnya yang lagu-lagu jaman sekarang. Jadi dia bosen.”

Berbicara antara dua genre utama musik tsb, yaitu klasik dan pop, memang agak bertentangan. Dalam klasik, anak-anak diajarkan untuk tekun dan teliti. Mereka harus disiplin latihan, wajib menghabiskan puluhan buku tehnik, dan mampu memainkan karya komposer besar dengan sangat presisi. Ibarat kata, musik klasik itu musik idealis. Memberikan kepuasan tersendiri bagi penggemarnya.

Sementara musik pop, cenderung lebih bebas. Tanpa terpaku pada not balok, dengan hanya bermodalkan not angka dan simbol akor bahkan hanya dari mendengarkan, anak-anak sudah mampu memainkannya. Asalkan mereka inisiatif dan kreatif, mereka akan mampu mengiringi orang bernyanyi dan bermain dalam kelompok. Maka banyak orang otodidak dengan musikalitas tinggi yang permainannya menyenangkan hati.

Mana yang lebih baik???
Musik klasik memang memiliki kebanggaan tersendiri, karena menurut sejarah, musik klasik dulunya hanya dimiliki oleh bangsawan. Sementara musik pop sendiri memang muncul karena popularitas di masyarakat. Namun pada kenyataannya, ketika seorang anak hanya belajar klasik,  ia akan mampu memainkan karya-karya Mozart, tapi akan kesulitan untuk memainkan lagu yang tidak ada partiturnya. Ketika seorang anak hanya belajar pop, ia akan mahir memainkan aneka lagu yang sedang hits, tapi akan kesulitan di akademis musik, ia akan “kabur” begitu diminta memainkan karya musik berdasarkan not balok yang
“njelimet!”.
Yang bagus memang adalah kombinasi keduanya. Karena tidak ada anak yang benar-benar sama. Ada anak yang memang cocok di klasik, ada juga yang cocok di pop. Tapi bagaimana kita tahu anak kita cocok di musik yang mana, apabila kita tidak mengenalkan keduanya? Biarkan anak kita melahap semua genre musik yang ada, sehingga ia makin kaya secara ilmu, tidak hanya dikotakkan ke dalam satu jenis genre. Alhasil ketika anak belajar klasik dan pop dari awalnya, ia akan dapat membaca not balok, dapat memainkan akor, dapat bermain solo, dapat pula bermain dalam band. Pilihlah tempat belajar yang dapat mengakomodasi keduanya sekaligus dengan metode yang tepat.
- Risti Irawan, S.Mus. -





epsilon

0 komentar:

Om swastyastu

Copyright © 2012 SANKARACARYA .