WARNA TANAH


ABSTRAK
Warna tanah adalah gabungan berbagai warna komponen penyusun tanah. Warna tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang lebih banyak digunakan untuk pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap tanaman tetapi secara tidak langsung berpengaruh lewat dampaknya terhadap temperature dan kelembaban tanah. Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui warna tanah yang ada pada setiap jenis tanah,dan untuk mengetahui fakyor-faktor yang mempengaruhi warna tanah. Serta untuk mengetahui cara penentuan warna tanah.

I. PENDAHULUAN
            Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun tanah. Warna tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total campuran warna yang dipantulkan permukaan tanah. Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik menyebabkan makin dominan menentukan warna tanah, sehingga warna butir koloid tanah (koloid anorganik dan koloid organik) yang memiliki luas permukaan spesifik yang sangat luas, sehingga sangat mempengaruhi warna tanah. Warna humus, besi oksida dan besi hidroksida menentukan warna tanah. Besi oksida berwarna merah, agak kecoklatan atau kuning yang tergantung derajat hidrasinya. Besi tereduksi berwarna biru hijau. Kuarsa umumnya berwarna putih. Batu kapur berwarna putih, kelabu, dan ada kala berwarna olive-hijau. Feldspar berwarna merah. Liat berwarna kelabu, putih, bahkan merah, ini tergantung proporsi tipe mantel besinya.
            Warna tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang lebih banyak digunakan untuk pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap tanaman tetapi secara tidak langsung berpengaruh lewat dampaknya terhadap temperature dan kelembaban tanah
Selain warna tanah juga ditemukan adanya warna karatan (mottling) dalam bentuk spot-spot. Karatan merupakan warna hasil pelarutan dan pergerakan beberapa komponen tanah, terutama besi dan mangan, yang terjadi selama musim hujan, yang kemudian mengalami presipitasi (pengendapan) dan deposisi (perubahan posisi) ketika tanah mengalami pengeringan. Hal ini terutama dipicu oleh terjadinya: (a) reduksi besi dan mangan ke bentuk larutan, dan (b) oksidasi yang menyebabkan terjadinya presipitasi. Karatan berwarna terang hanya sedikit terjadi pada tanah yang rendah kadar besi dan mangannya, sedangkan karatan berwarna gelap terbentuk apabila besi dan mangan tersebut mengalami presipitasi. Karatan-karatan yang terbentuk ini tidak segera berubah meskipun telah dilakukan perbaikan drainase.
Berdasarkan uraian di atas maka kita perlu mengadakan praktikum mengenai warna tanah agar dapat membedakan warna pada setiap jenis tanah.

II. PEMBAHASAN
Warna tanah merupakan komposit (campuran)dari warna-warna komponen-komponen penyusunnya. Efek komponen-komponen terhadap warna komposit ini secara langsung proporsial terhadap total permukaan tanah yang setara dengan luas permukaan spesifik dikali proporsi volumetric masing-masingnya terhadap tanah yang bermakna materi koloidal memiliki dampak terbesar terhadap warna tanah, misalnya humus dan besi-hidroksida secara jelas menentukan warna tanah. (Hanafiah.A. K, 2004).
Warna tanah merupakan salah satu ciri tanah yang jelas dan mudah terlihat dan barangkali lebih sering digunakan mendeskripsikan tanah daripada cirri lain, khususnya oleh orang awam, warna tanah tidak mendayai langsung pertumbuhan tanaman, akan tetapi tak langsung lewat daya pengaruhnya atas suhu dan lengas tanah. Warna tanah dapat juga menjadi penunjuk proses pedogenesisyang telah dijalani tanah dan komponen tanah yang menonjol.Dalam banyak kasus kapasitas produksi tanah dapat pula ditukar berdasarkan warnanya. (Foth. H. D, 1994)
Warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Di daerah berdrainase buruk, yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+). Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air, Fe terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3 (hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3 H2O (limonit) yang berwarna kuning cokelat. Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan kadang-kadang kering, maka selain berwarna abu-abu (daerah yang tereduksi) didapat pula becak-becak karatan merah atau kuning, yaitu di tempat-tempat dimana udara dapat masuk, sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Keberadaan jenis mineral kwarsa dapat menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang (Harjowigeno,1992)
Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut: (1) jenis mineral dan jumlahnya, (2) kandungan bahan organik tanah, dan (3) kadar air tanah dan tingkat hidratasi. Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat menyebabkan warna tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit kandungan bahan organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan dengan kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna reduksi (gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau. (Wirjodihardjo dan Sutedjo dan Kartasapoetra,2002).
Warna tanah ditentukan dengan membandingkan warna tanah tersebut dengan warna standar pada buku Munsell Soil Color Chart. Diagram warna baku ini disusun tiga variabel, yaitu: (1) hue, (2) value, dan (3) chroma. Hue adalah warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Value menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan. Chroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum. Chroma didefiniskan juga sebagai gradasi kemurnian dari warna atau derajat pembeda adanya perubahan warna dari kelabu atau putih netral (0) ke warna lainnya (19).
            Hue dibedakan menjadi 10 warna, yaitu: (1). Y (yellow = kuning), (2). YR (yellow-red), (3). R (red = merah), (4). RP (red-purple), (5). P (purple = ungu), (6). PB (purple-brown), (7). B (brown = coklat), (8) BG (grown-gray), (9) G (gray = kelabu), dan (10) GY (gray-yellow). Selanjutnya setiap warna ini dibagi menjadi kisaran hue sebagai berikut: (1) hue = 0 – 2,5; (2) hue = 2,5 – 5,0; (3) hue = 5,0 – 7,5; (4) hue = 7,5 – 10. Nilai hue ini dalam buku hanya ditulis: 2,5 ; 5,0 ; 7,5 ; dan 10.

III. KESIMPULAN
            Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun tanah. Warna tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total campuran warna yang dipantulkan permukaan tanah. Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah.
            Warna tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang lebih banyak digunakan untuk pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap tanaman tetapi secara tidak langsung berpengaruh lewat dampaknya terhadap temperature dan kelembaban tanah.
Warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik.

IV. SARAN
            Saran yang dapat diberikan adalah sebelum melakukan penaman sebaiknya di cek terlebih dahulu warna tanah sehingga dapat ditentukan jenis tanah tersebut yang dilihat dari warnanya.














DAFTAR PUSTAKA
Foth, H.D. 1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press, Jogjakarta.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Presindo, Jakarta.
Hanafiah, Ali Kemas.  2004.  Dasar-dasar Ilmu Tanah.  Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Madjid, A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar Online Fakultas Pertanian Unsri. http://dasar2ilmutanah.blogspot.com  diakses pada tanggal 5 November 2009
Wirjodihardjo dan Sutedjo dan Kartasapoetra.2002.Warna Tanah.Google.7 November 2009.



0 komentar:

Om swastyastu

Copyright © 2012 SANKARACARYA .