Budaya Barat Merusak Moral?
Akhir-akhir ini kita disuguhi oleh pro dan
kontra mengenai kontes Miss World, yang oleh beberapa penentangnya –yang
dipeolopori oleh oramas-ormas Islam- dikatakan bahwa melalui ajang ini
dikuatirkan akan merusak moral bangsa Kita. Sampai-sampai didepan pagar
sebuah SMP dipasang spanduk yang berbunyi “Lindungi Anak-anak Kita dari
Budaya Asing” (pen: budaya asing yang mana?) Benarkah demikian? Adakah
penelitian sebelumnya yang membuktikan asumsi tersebut?
Ada baiknya ormas-ormas Islam tersebut membaca hasil penelitian yang dilakukan oleh Scheherazade S Rehman dan Hossein Askari dari The George Washington University yang melakukan penelitian,
tentang negara-negara yang paling islami sedunia. Laporan ini ditulis
kembali oleh Rektor UIN Syarif Hidayatullah Komaruddin Hidayat, secara
lengkap dapat Anda baca di laman berikut ini:
http://dibagi.blogspot.com/2011/11/negara-paling-islami-sedunia.html dan abstrak dari penelitian tersebut dapat dibaca pada laman ini: http://econpapers.repec.org/article/bpjglecon/v_3a10_3ay_3a2010_3ai_3a2_3an_3a2.htm
Penelitian tersebut mengikuti 208 negara dan
hasilnya cukup mengejutkan, ternyata negara yang paling islami adalah
Selandia Baru, kemudian diikuti oleh Luksemburg diurutan kedua. Sementara Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim menem-pati urutan ke-140. Negara barat yang dinilai mendekati nilai-nilai Islam adalah Kanada di urutan ke-7, Inggris (8), Australia (9), dan Amerika Serikat (25).
Bagaimana dengan negara-negara yang tergabung
di dalam OKI, ternyata hasilnya sungguh mengecewakan, rata-rata berada
pada urutan ke-139 dari sebanyak 208 negara yang disurvei. Dari 56
negara anggota OKI, yang memperoleh nilai tertinggi adalah Malaysia
(urutan ke-38), Kuwait (48), Uni Emirat Arab (66), Maroko (119), Arab
Saudi (131), Indonesia (140), Pakistan (147), dan terburuk adalah
Somalia (206).
Indikator yang digunakan dalam
penelitian ini diambil dari ajaran dasar Islam yang didasarkan dari Al
Quran dan hadis, dikelompokkan menjadi lima aspek. Pertama, ajaran Islam mengenai hubungan seseorang dengan Tuhan dan hubungan sesama manusia. Kedua, sistem ekonomi dan prinsip keadilan dalam politik serta kehidupan sosial. Ketiga, sistem perundang-undangan dan pemerintahan. Keempat, hak asasi manusia dan hak politik. Kelima, ajaran Islam berkaitan dengan hubungan internasional dan masyarakat non-Muslim.
Kalau saja memang Miss World yang sering
digelar di negara-negara barat dapat merusak moral, sudah barang tentu
negara-negara tersebut telah rusak akut moralnya di bawah moral
negara-negara OKI, kenyataanya tidaklah demikian.
Marilah Kita melihat Bali, yang paling sering
digempur oleh kebudayaan Barat yang dibawa oleh para turis. Di pantai
Kuta dapat dengan mudah dilihat para turis tersebut berbikini ria sambil
menikmati pantai Bali yang indah, adakah diantaranya Anda pernah
melihat penduduk lokal meniru turis tersebut? Setahu saya yang pernah
tinggal di Bali cukup lama, tidak pernah melihat penduduk lokal
meniru-niru para turis tersebut. Kebudayaan Bali tetap terjaga apik,
mereka sangat bangga dengan kebudayaanya tetapi tidak pernah resisten
dengan kebudayaan yang datang dari luar. Adakah moral orang-orang Bali
lebih buruk dari moral orang-rang Jawa atau Sumatera dengan mayoritas
Muslim? Jawablah pertanyaan ini dengan jujur, terutama bagai Anda yang
pernah tinggal di Bali dan tempat lain untuk pembanding. Kalau saja
moral masyarakat Bali dinilai buruk, sudah barang tentu tidak ada turis
domestik atau internasional yang sudi datang kesana, bahkan
berkali-kali.
Jepang pun demikian yang kini masih memegang
teguh kebudayaannya tanpa perlu alergi dengan kebudayaan yang datang
dari luar, sehingga memperkaya kebudayaan Jepang itu senditri. Miss
World pun beberapa kali diadakan disana.
Lalu bagaimana dengan Kita yang tinggal di
Jawa/Sunda dengan mayoristas Muslim. Sungguh sangat saya sesalkan
kebudayaan Jawa/Sunda semakin hari semakin ditinggal. Jarang kita
melihat lagi wanita-wanita Jawa/Sunda yang berkonde dan berkebaya dengan
kemben yang apik. Pada tahun sebelum 1980 an Kita masih banyak melihat
Ibu-ibu guru memakai kemben dan kebaya bila mengajar di sekolah. Saya
masih ingat diajar oleh Ibu Guru yang berkonde dan berkemben, tetapi
disiplinnya bukan main, serta tidak mata duitan.
Tapi sekarang Kita telah dibutakan dengan
menganggap Islam adalah Arab dan Arab adalah Islam, kapan kah Kita
mulai sadar dan dapat memisahkan antara keduanya? Sehingga tidak ada
lagi pertunjukkan wayang yang dibubarkan oleh segerombolan orang
berpakaian dengan gaya Arab (bersorban dan berjubah) dan penghancuran
patung-patung wayang oleh gerombolan yang sama.
epsilon
0 komentar:
Om swastyastu