theatlantic.com
Di berbagai lingkungan yang saya temui, selalu saja saya dapati jumlah populasi laki-laki lebih sedikit dari jumlah populasi wanitanya.
Dulu sewaktu saya masih bersekolah, kelas-kelas tempat saya belajar
selalu didominasi murid perempuan. Saat kuliah juga begitu. Banyakan
mahasiswinya daripada mahasiswanya. Setelah dewasa, bekerja,
berkeluarga, bertetangga , keadaan tak jauh berbeda. Jumlah bayi perempuan yang dilahirkan tetap melebihi jumlah bayi laki- laki. Dari dulu sampai sekarang komposisinya tak pernah berubah.
Menurut sahibul hikayat, perbandingan
populasi laki-laki dibanding populasi perempuan dalam rentang usia yang
sama di seluruh dunia adalah 1 : 3. Artinya, jumlah perempuan adalah
tiga kali lipat jumlah laki-laki. Satu laki-laki dikelilingi 3
perempuan.
Katakanlah data perbandingan jumlah populasi tersebut valid, hal ini dapat dijadikan alasan
yang sangat tepat bagi laki-laki untuk berpoligami, karena bukankah
jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki? . Artinya akan banyak
perempuan yang tidak kebagian laki-laki untuk dinikahi.
Secara hitung-hitungan yang ngasal,
memang kelihatannya seperti itu. Satu orang laki-laki menikahi tiga
perempuan. Sederhana saja, semuanya kebagian dan habis perkara. Tapi kan
masalahnya tidak sesepele itu. Berapa banyak sih perempuan di dunia ini
yang sudi dimadu, sementara di lain pihak, tidak semua laki-laki juga
punya keinginan menikah ganda. Banyak laki-laki yang setia di muka bumi
ini lho, termasuk sahabat-sahabat saya para Kompasianer pria disini,
semuanya setia-setia, dijamin deh ..
Kepunahan kromosom Y
Kemarin saya membaca berita yang
melansir hasil penelitian yang lumayan mengejutkan, tentang ancaman
kepunahan populasi laki-laki dari atas muka bumi ini. Asli nggak
kepikiran kalau laki-laki bakal punah. Namun setelah membaca berita itu,
saya jadi setengah percaya, karena tanda-tandanya sudah mulai tampak
dari sekarang. Ya itu tadi, makin sedikit saja bayi laki-laki
dilahirkan dibanding bayi perempuan.
Menurut
ilmu Hereditas yang saya pelajari di SMA dulu, jenis kelamin laki-laki
ditentukan oleh kromosom jenis Y. Saya masih ingat penjelasan Bapak Guru
Biologi waktu itu , bahwa rumus kromosom untuk jenis kelamin laki-laki
adalah XY, sementara perempuan adalah XX, yang semua kromosom itu
diwariskan dari Ayah-Ibunya. Dari rumus ini, orang –orang lantas
menginterpretasikannya secara sentimental : Ayah (laki-laki) itu bersifat tegas
namun egois, sementara seorang ibu (perempuan) selalu bersikap adil dan
sayang kepada anak-anaknya, baik laki-laki maupun perempuan , hehee …
selalu ada celah untuk pembenaran sifat gender ya ?
Masalahnya,
menurut peneliti Genetika dari Universitas La Trobe – Australia,
Professor Jenny Graves, kromosom Y yang menentukan jenis kelamin
laki-laki tersebut memiliki
sifat yang kurang stabil. Kromosom ini mengalami penyusutan yang sangat
signifikan setelah berevolusi selama jutaan tahun. Menurut penelitian
Graves, sekitar 166 juta tahun yang lalu, kromosom laki-laki memiliki
1.999 gen, namun sekarang hanya tersisa 45 gen saja
(http://teknologi.news.viva.co.id/news/ ).
Hal
ini bisa terjadi karena dominasi kromosom X terhadap kromosom Y yang
menyebabkan jumlah kromosom Y semakin menurun (hmm .. Inilah sisi
keperkasaan wanita, kawan ! ) , selain itu ketidak stabilan kromosom Y
terjadi karena testis dinyatakan kurang baik bagi proses perbaikan
kromosom Y. Maksudnya begini : dalam proses pembuahan, terjadi mutasi,
pembatalan, dan penyisipan dalam testis, yang menyebabkan kromosom Y
tidak dapat bergabung dengan sel telur yang sudah terseleksi. Walhasil,
seleksi tidak berjalan dengan baik sementara pembuahanpun tidak berhasil. Yang parah, dalam proses ini kromosom Y malah berubah ujud menjadi kromosom X, dan yang lebih parah lagi, kromosom Y malah mengalami kematian.
Akan muncul jenis Hominid baru
Sahabat Kompasianer jangan
dulu khawatir, penyusutan kromosom Y tidak akan memusnahkan spesies
manusia dari jenis laki-laki begitu saja dari muka bumi. Masih ada
harapan baru. Yang akan mengalami kepunahan hanya jenis laki-laki
seperti yang ditemui sekarang
ini. Kromosom Y memang akan mengalami penyusutan , namun akan terus
berevolusi. Nah evolusi ini akan mengubah komposisi kimiawi dalam
kromosom Y, yang pada jangka panjang akan membentuk kromosom Y jenis
baru. Kromosom Y jenis baru ini, jika berhasil membuahi sel telur, akan
menghasilkan individu manusia dari jenis yang baru juga, dan kemungkinan individu baru tersebut akan memiliki sifat-sifat yang lebih unggul dari sifat laki-laki generasi sebelumnya.
Yah, tapi itu kan kata Professor. Kita
lihat saja nanti, apakah penelitiannya akan terbukti ataukan tidak.
Namun kelihatannya akan sulit bagi kita melihat hasilnya, karena semua
yang diprediksi Professor Graves itu baru akan terjadi 5 juta tahun yang
akan datang. Masih lama banget, bête kan nungguinnya? Jadi sekarang
santai saja dulu, tidak usah panik atau berpikir yang ekstrem semisal
menimbun laki-laki ( memangnya solar, ditimbun ! ). Lebih baik sayangi
saja kaum pria yang jumlahnya makin sedikit saja dari hari ke hari.
Bagaimana, setuju ? Nah, selamat berakhir pekan teman-teman,
bahagiakanlah dirimu :)
Salam sayang,
epsilon
3 komentar:
Om swastyastu