Desa Trimurjo, Lampung Tengah Kantong Umat Hindu sejak 1968

persembahyangan bersama
Pura Amerta Sari di Desa Trimurjo, Rabu 15 Juni 2011, Purnama Sadha, diadakan Pujawali. Usai Romo Mangku melantunkan pujastutinya terkait dengan pujawali, sebelum persembahyangan bersama, perwakilan Parisada Kecamatan Trimurjo, Mas Sutoro menyampaikan keberadaan umat Hindu di wilayah ini. Seluruh umat Hindu berjumlah 1.150 jiwa yang terdiri dari 99.9 % asal awa, sisanya asal Bali. Umat Hindu asal Jawa ini pertama kali tiba di wilayah ini pada tahun 1968, di mana pada saat itu sudah ada umat Hindu asal Bali.

Mas Sutoro juga menyampaikan berbagai kegiatan dan pendidikan di Kecamatan Trimurjo ini, seperti pesantian (kidung Jawa) setiap Purnama di rumah umat; sebulan sekali, memuja keagungan dharma dengan melakukan persembahyangan bersama di rumah umat; Melakukan Gayatren (japam mantram Gayatri) setiap malam Minggu di rumah umat; kegiatan sekolah agama melalui Pasraman setiap hari Minggu pagi, masih belajar di lantai (belum punya gedung); pembangunan swadaya gedung pasraman terhenti, baru selesai pondasinya, siswa Pasraman terdiri dari tingkat TK (10 siswa), SD (50 siswa), SMP (30 siswa), SMA (17 siswa); tenaga pengajar Pasraman, Sarjana S1 : 4 orang, D2: 2 orang, SM: 4 orang.

Upacara berlangsung lancar, dengan sesaji yang sangat sederhana dan model Bali. Namun ini bagi mereka bukan permasalahan. Umat yang hadir + 700 orang, tidak hanya dari Trimurjo saja tetapi jauh, termasuk Kota Metro sangat menikmati acara tersebut, tidak ada suara berisik, semuanya hening. Pedharmawacana, Dewa K. Suratnaya memaparkan mulai dari sesaji dan fuingsinya, rangkaian acara dan maknanya, serta memberikan sedikit arahan agar di kemudian hari pelaksanaan acara ini bisa lebih baik lagi. “Mudahmudahan Pura Amerta Sari ini benar-benar mampu memberikan amerta kepada umat Hindu yang benar-benar bakti kepada Hyang Widhi, serta selalu hidup rukun dan damai dengan siapapun,” ujarnya mengakhiri wacananya. Namun, ternyata di komunitas umat Hindu asal Jawa ini, usai uapacara di Pura tidak langsung pulang, tetapi dilanjutkan lagi dengan dharmatula. Dan menarik sekali, bahwa ibu-ibu sangat aktif dengan pertanyaan-pertanyaan yang kelihatannya sepele, namun sering menjadi masalah. Sehari sebelumnya Dewa Suratnaya menyampaikan kuliah umum sebagai dosen tamu, kepada mahasiswa STAH Lampung, dipandu oleh Ketua STAH Lampung, Nengah Maharta

Pembinaan umat Hindu selama ini dilakukan oleh Pak Listiono, mantan anggota Sabha Walaka Parisada Pusat, salah seorang sesepuh umat Hindu asli Jawa yang bermukim di Desa Trimurjo. Dalam usianya yang sudah sepuh, masih sangat aktif membina umat khususnya umat Hindu etnis Jawa, hingga di pelosokpelosok dengan motor tuanya. “Tidak ada kata tidak bisa,” katanya.
epsilon

0 komentar:

Om swastyastu

Copyright © 2012 SANKARACARYA .